Dua Bocah di Tabanan Diduga Dianiaya Ibu dan Pacarnya

picsart 22 10 25 07 11 46 767
DIPERIKSA - Ibu kandung kedua bocah yang dirantai dan pacarnya saat menjalani pemeriksaan oleh Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tabanan. DENPOST.id/ist

TAK hanya si ibu kandung, UDW yang menyandang status tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan anak di Tabanan. Pacar UDW yakni MA (40) juga turut dijadikan tersangka oleh Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tabanan. Keduanya telah ditahan di Polres Tabanan.

Polisi masih mendalami motif dan sejak kapan tersangka menganiaya kedua bocah tersebut. “MA ditetapkan sebagai tersangka karena turut serta melakukan penganiayaan. Dia juga sempat memukul kedua korban. Sedangkan UDW merantai leher dan kaki kedua korban,” ungkap Kasat Reskrim Polres Tabanan, AKP Aji Yoga Sekar, Senin (24/10/2022).

Menurut mantan Kanit Reskrim Polsek Denpasar Timur ini, awalnya dia mendapatkan informasi dari masyarakat ada dua anak yang dirantai di ruangan gelap. Kemudian setelah mendatangi lokasi, dia mengaku sudah mendapati kedua korban yakni DH (6) dan DS (3) dalam kondisi leher dan kaki dirantai tanpa mengenakan pakaian hanya popok. “Diketahui jika pelakunya adalah ibu kandungnya,” kata Aji Yoga.

Baca juga :  Tujuh Palinggih Pura Dalem Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 1 M

Kemudian ibu kandung kedua korban ditangkap. Termasuk pacar ibunya. Saat diinterogasi UDW mengaku merantai kedua anaknya karena akan pergi keluar rumah bersama pacarnya. “Tersangka juga mengaku kesal karena kedua anaknya nakal dan tidak mau diam,” bebernya.

Aji Yoga mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan medis terhadap kedua korban. “Apakah selama ini mereka kerap mendapatkan tindakan kekerasan dari ibunya, masih kami lakukan pendalaman,” katanya.

Sementara itu, kisah menyedihkan diungkap Sunardi Wahyu Putra (60). Saksi awal yang melihat dua bocah DH dan DS dalam kondisi dirantai leher dan kaki oleh ibu kandungnya ini mengaku sangat prihatin dan sedih atas kejadian yang menimpa kedua bocah malang tersebut. Pasalnya, sejak kedua anak tersebut tinggal di rumah itu (Jalan Walet, Desa Dajan Peken) sekitar empat bulan lalu, keduanya memang kerap hanya menggenakan popok dan bertelanjang dada.

Baca juga :  Belasan Pemudik Nekat Labrak Larangan, Juga Tak Bawa Suket Uji Cepat

Mirisnya, kerap kali kedua bocah itu dikatakan meminta roti maupun permen dari balik pagar kepada saksi maupun istrinya. “Jadi sering dua anak ini manggil-manggil dari pagar rumah mereka sekadar minta roti atau permen. Saya justru kepikiran apakah mereka diberi makan atau tidak sehari-harinya, kok sampai seperti itu, karena kedua bocah itu memang sering ditinggal sendiri dirumah,” paparnya, Senin (24/10/2022).

Bahkan, lanjut Sunardi, pernah suatu hari, salah satu dari bocah malang itu tampak kebiruan di bagian pipi seperti usai dipukuli. “Saya tidak tahu ibunya kerja apa tapi sering pulang dini hari,” bebernya.

Baca juga :  Bupati Eka Minta Bawahannya Jalani Rapid Tes Covid-19

Ia pun sempat mengaku curiga, lantaran kedua bocah ini belakangan tidak muncul di pagar. Sebelumnya pada tanggal 8 Oktober memang ada kegiatan acara ulang tahun di rumahnya. Kebetulan kedua bocah terlihat dari pagar, yang paling besar dilihat saksi berada di atas pagar dan yang kecil adiknya di bawah menangis minta makan. “Jujur saya tidak tega melihat mereka, keduanya mengeluh tidak diberi makan, saya akhirnya beri mereka roti dan nasi. mungkin setelah itu diketahui ibunya dan mereka diikat, karena setelah itu mereka nyaris tidak pernah terlihat sampai akhirnya didapati mereka menangis dengan kondisi dirantai,” ucapnya. (124/tim dp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini