Kuta, DENPOST.id
Harapan sejumlah tokoh Kuta agar penanganan abrasi segera tertangani, rupanya masih menunggu waktu. Pasalnya, untuk penanganan abrasi yang cukup parah ini memerlukan waktu dan proses yang cukup panjang.
Di bagian lain, untuk biaya penanganan abrasi ini diprediksi menelan anggaran ratusan juta rupiah. Hal itu, diungkapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Sungai Pantai I, Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS BP), Wayan Riasa, Minggu (27/11/2022).
Riasa memaparkan penanganan abrasi Pantai Kuta memang memerlukan proses yang cukup lama dan panjang. Hal ini dikarenakan anggarannya berasal dari loan Jepang. Untuk lelang saja, kata dia memakan waktu sekitar 9 bulanan. “Saat ini masih dalam proses menuju lelang,” ujarnya.
Di mana, saat ini baru selesai pada tahap pra kualifikasi. Selanjutnya akan menuju pada tahapan lelang yang prosesnya cukup panjang. Karenanya, dia memperkirakan proyek penanganan abrasi Pantai Kuta baru bisa dilaksanakaan sekitar pertengahan atau akhir tahun 2023. “Anggarannya juga belum, ya sekitar seratusan lebih. Mungkin dua ratus sekian lah,” beber Riasa.
Sementara Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista mengaku sangat khawatir akan kondisi ini. Sebab, jika tidak segera tertangani pasir Pantai Kuta akan semakin habis tergerus. Selain itu juga akan berpengaruh terhadap penataan Pantai Kuta yang sedang berlangsung saat ini.
Harapan senada juga sempat disampaikan Penglingsir Kuta, Made Wendra. Mantan Bendesa Adat Kuta ini mendesak hal ini agar dijadikan skala prioritas karena jika tidak ada pasir, maka wisatawan tidak akan bisa berjemur.
Abrasi parah ini juga menjadi perhatian salah seorang Tokoh Kuta yang duduk di DPRD Badung, IGN Anom Gumanti. Dia mengaku sependapat dengan tokoh Kuta lainnya agar abrasi ini segera mendapat penanganan. (113)