
MASALAH sampah adalah salah satu isu lingkungan yang paling ramai dibicarakan. Berbagai upaya dilakukan instansi terkait untuk mengatasi sampah agar tidak semua bermuara di tempat pembuangan akhir (TPA) yang pada akhirnya bisa mengancam lingkungan sekitar. Mendaur ulang atau mengolah sampah menjadi barang berguna merupakan pilihan yang banyak ditempuh saat ini. Seperti yang dilakukan SD Saraswati 6 Denpasar. Proses pemilahan sampah organik dan anorganik sudah dilakukan di sekolah ini. Bahkan, pengolahan sampah dijadikan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sabtu (17/12/2022), hasil proyek siswa selama satu semester dipamerkan dalam Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Pameran dengan tema “Pengelolaan Sampah Sebagai Implementasi Falsafah Tri Hita Karana” ini juga diisi dengan berbagai pentas seni.
Kepala SD Saraswati 6 Denpasar, I Gusti Ayu Ari Nuratih dalam sambutannya mengatakan, P5 merupakan bagian dari kurikulum merdeka. “P5 ini penting dilaksanakan dengan alokasi waktu khusus guna memberikan kesempatan peserta didik untuk mengalami pengetahuan sebagai proses penguatan karakter, sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, P5 di SD Saraswati 6 Denpasar dilaksanakan melalui pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar. “P5 menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran intrakurikuler dalam kelas,” terang Ari Nuratih.

Dalam P5 ini, lanjutnya, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema dan isu penting sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut, sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. “Proyek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak di lingkungan sekitarnya,” imbuhnya.
Ada dua fase dalam P5 yang baru pertama kali dilaksanakan ini yakni fase A1 dan B4. “Pada fase a1, kami mengusung judul ‘Memilah Sampah Menabung Emas’. Hal ini juga mendukung program pemerintah terkait pengolahan sampah dalam rangka mengurangi produksi sampah, juga membentuk pribadi yang berwirausaha, kreatif, dan gemar menabung. Di mana peserta didik diajak menukar sampah menjadi tabungan melalui rekanan bank sampah yaitu Yayasan Bali Wastu Lestari dan Bank BNI,” jelasnya.
Pada fase B4, para siswa melakukan proyek dengan judul “Siklus Canang Sari”. “Dalam melaksanakan upacara keagamaan, kita di Bali bisa memproduksi sampah organik dalam jumlah besar dan pengelolaannya belum terarah, sehingga menimbulkan kesan bahwa upacara agama Hindu adalah salah satu penghasil sampah organik yang besar. Atas dasar itu kami sepakat untuk mengolah sampah canang sari menjadi kompos agar lebih bermanfaat lagi bagi lingkungan sekitar,” tegasnya.
Dikatakan pula, dari proses pengerjaan P5 hingga Gelar Karya P5, sepenuhnya melibatkan siswa dengan didampingi para guru dan staf sebagai fasilitator. “Gelar Karya ini sebagai salah satu bentuk apresiasi terhadap siswa yang telah berproses selama kurang lebih 18 x pertemuan dalam jangka waktu satu semester ini. Tak kalah penting, kegiatan ini juga untuk memperoleh umpan balik, bimbingan ataupun koreksi atas kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan P5 di sekolah kami, sehingga ke depan bisa lebih baik lagi,” ucapnya.
Salah seorang siswa, I Made Radea Brawijaya Putra, mengaku sangat senang dilibatkan dalam kegiatan ini. “Acaranya sangat menyenangkan. Seluruh siswa dilibatkan, jadi semakin semangat bersekolah,” ujarnya.
Selain siswa, para orangtua/wali siswa juga diudang untuk melihat hasil karya para peserta didik. Pengunjung juga bisa membeli aneka produk mulai dari kerajinan daur ulang sampah plastik, pupuk, bibit tanaman hingga aneka kuliner. Acara juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan dari para siswa SD Saraswati 6 Denpasar seperti pementasan tari, pantomin, baca puisi, bercerita, lagu pop, macepat dan mesatwa. (sur)