
Gianyar, DENPOST.id
Maestro seniman drama gong, Anak Agung Gede Raka Payadnya (78) dari Puri Abianbase, Gianyar, berpulang belum lama ini. Pendiri seniman drama gong ini, di-aben/pelebon di Setra Desa Adat Abianbase, Gianyar, Sabtu (17/12/2022).
Almarhum Agung Payadnya selain sebagai pegawai negeri sipil (PNS), juga selama ini terkenal berkecimpung di bidang seniman drama gong. Alamarhum dikenal sebagai pencetus, pembuat dan pendiri seniman drama gong. Agung Payadnya anak ke dua dari 7 bersaudara ini, banyak membina dan melahirkan seniman drama gong.
Karenannya, almarhum semasa hidupnya sering pentas keluar negeri sebagai seniman dan juga mendapat penghargaan Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar, dan penghargaan dari Pemprov Bali.
Saat upacara pengabenan almarhum menggunakan sarana Lembu Leceng, bade tumpang 9 dan sarana lainnya. Adik kandung almarhum, Anak Agung Gede Rai Sudadnya (74) ditemui di lokasi pelebon menjelaskan almarhun semasa hidupnya memiliki karier dalam dunia seniman drama gong sejak tahun 1966. Awalnya almarhum bersama teman-temannya pentas di banjar – banjar, di wantilan desa, di pura-pura hingga keluar desa. Kemudian kesenian drama gong terus berkembang dan pentasnya hingga ke seluruh Bali.
Cikal bakal drama gong berawal dari pentas kesenian arja.
Di mana kesenian arja masih harus ada penerjemah. Sementara kesenian drama gong langsung dan memberikan hiburan juga informasi kepada masyarakat dengan mudah.
“Kakak kami, Anak Agung Gede Raka Payadnya selaku pencetus, pendiri dan cikal bakal berdirinya kesenian drama gong,” kata Agung Sudadnya.
Agung Sudadnya berharap kesenian drama gong tetap ajeg, lestari, berkembang sesuai dengan pakem-pakem yang sudah ada. (116)