
Negara, DENPOST.id
Kasus rabies di Jembrana belakangan ini semakin merebak. Kondisi ini disikapi serius Dinas Pertanian dan Pangan serta Kesehatan Kabupaten Jembrana.
Kegiatan sosialisasi terkait bahaya dan cara pencegahan gigitan anjing rabies ditingkatkan.
Sosialisasi dilaksanakan ke sekolah-sekolah. Salah satunya sosialisasi ke SMPN 2 Pekutatan, Kamis (26/1/2023).
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa, mengatakan, sosialisasi diikuti perwakilan/pengurus OSIS yang berjumlah 45 orang.
Di hadapan para siswa dan siswi, petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan, Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Feteriner mengajak siswa untuk menjadi informan rabies.
“Kami tekankan, jika ada kasus gigitan agar siswa sesegera mungkin melakukan pencucian luka gigitan hewan penular rabies dengan sabun di air mengalir selama 15 menit. Langkah ini penting dilakukan agar sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan, kuman dan virus rabies sudah hilang atau berkurang,” paparnya.
Selain itu, keberadaan anjing atau HPR yang mengigit harus segera dilaporkan kepada petugas kesehatan atau Keswan agar bisa memastikan apakah hewan tersebut rabies atau tidak.
Diharapkan pula agar pemilik anjing selalu mengikat atau mengandangkan dan merawat hewan peliharaannya.
Sementara itu, berdasarkan data, di Jembrana sejak tahun 2010 lalu, tercatat ada tujuh kasus warga meninggal dunia suspek rabies.
Penyebabnya adalah mereka enggan melapor sehingga tidak mendapatkan penanganan awal seperti VAR.
“Rinciannya, pada 2010 lalu mengakibatkan dua orang meninggal, pada 2016 menyebabkan satu orang meninggal dunia, dan empat orang meninggal dunia suspek rabies pada tahun 2022 lalu,” pungkasnya. (120)