Tak Terurus, Kolam Renang Lila Arsana Klungkung Jadi Sarang Nyamuk

picsart 23 01 27 19 43 49 885
TAK TERURUS - Kondisi kolam renang Lila Arsana, yang tidak terurus, Jumat (27/1/2023).

Semarapura, DENPOST.id

Kondisi kolam renang Lila Arsana yang berada di jantung kota Klungkung, kian memprihatinkan. Kolam yang telah melahirkan sejumlah atlet handal tersebut, kini digembok dan tidak terawat.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Klungkung sebagai instansi yang bertanggungjawab belum dapat memastikan terkait pengelolaan Lila Arsana.

Dari pantauan di lapangan, Jumat (27/1/2023), kondisi kolam renang Lila Arsana tidak terawat dan mulai menjadi sarang nyamuk. Pintu masuknya sudah digembok. Terlihat dari luar kolam yang sebelumnya dikuras sudah terisi air, namun berwarna hijau.

Tembok yang sempat roboh sudah dibangun kembali. Pedagang yang sebelumnya ada di area depan kolam renang, kini juga sudah tidak ada lagi.

Baca juga :  Petani di Desa Tihingan Resah, Sejumlah "Godel" Ditemukan Mati dengan Luka Gigitan

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Klungkung, Ketut Sujana, ketika dikonfirmasi mengaku tahun 2023 ini, pengelolaan kolam renang Lila Arsana akan diupayakan untuk dilanjutkan. Rencananya, Disdikpora akan bekerjasama dengan Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kabupaten Klungkung.

“Kami akan lanjutkan pengelolaannya bekerjasama dengan Pengkab PRSI Kabupaten Klungkung. Setelah nanti ada kerjasama, baru kita akan mengadakan perbaikan secara bertahap,” jelasnya.

Sebelum beralih menjadi tanggungjawab Disdikpora, pengelolaan kolam renang Lila Arsana menjadi kewenangan Dinas Kebudayaan Klungkung. Terkait hal ini, Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung, Ida Bagus Jumpung Oka Wedhana menyampaikan kolam renang Lila Arsana sejatinya memiliki nilai sejarah tinggi. Mengingat pada zaman kerajaan, kolam ini merupakan tempat pemandian para raja.

Baca juga :  Siswi SMK Nekat Curi Uang Sesari untuk Bayar SPP

Hanya saja, seiring perkembangan zaman, nilai-nilai cagar budaya yang tersimpan di Lila Arsana sudah pudar. Apalagi konsep bangunan sudah berganti dengan material modern, seperti menggunakan keramik.

“Saat ini karena dimanfaatkan sebagai sarana olahraga, maka dilimpahkan ke Disdikpora. Apalagi nilai-nilai cagar budayanya sudah hilang,” ungkap Jumpung, belum lama ini. (119)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini