
Mangupura, DENPOST.id
Beberapa komoditi pertanian mendapat perhatian serius dari pemerintah, salah satunya adalah bawang merah. Bawang merah merupakan produk unggulan nasional yang keberadaannya sering memicu inflasi. Hal tersebut dikarenakan bawang merah tidak tersedia sepanjang tahun dan produksi bawang merah lebih tinggi di musim kemarau.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Pertanian (Distan) mulai mencarikan solusi dengan mencoba mengembangkan pertanian bawang merah dalam bentuk demontration plot (Demplot) saat musim hujan dengan sistem sungkup. Demplot yang dikembangkan di Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Abiansemal Badung ini, menggunakan lahan seluas 0,5 Ha.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Wayan Wijana, hasil demplot ini ternyata cukup bagus. Dia berharap para petani yang terlibat dalam demplot ini memiliki pengalaman untuk pengembangan budidaya bawang merah.
“Seperti diketahui bersama, bawang merah merupakan salah satu komoditi yang sering menjadi pemicu inflasi selain juga cabai. Selama ini, para petani enggan untuk menanam bawang merah karena memang risikonya tinggi apalagi saat musim hujan,” kata Wijana saat ditemui usai panen bawang merah di Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Abiansemal, Badung, Jumat (10/2/2023).
Lebih lanjut dikatakan Wijana, terkait hasil panen ini, selain nantinya dapat dijual untuk meningkatkan kesejahteraan petani, sebagian dari hasil panen ini juga diharapkan dapat disisihkan, yang nantinya bisa dijadikan bibit. “Hasil panen hari ini (Jumat-red) cukup bagus. Ini selain nantinya bisa untuk meningkatkan kesejahteraan petani, sebagian hasilnya juga dapat disisihkan dan bisa digunakan sebagai bibit pada penanaman selanjutnya,” paparnya.
Dengan kondisi pasar untuk komoditi bawang merah yang selama ini mengalami fluktuasi, ke depan dia berharap para petani bisa terus mengikuti perkembangan pasar. Dikatakan pula, petani harus bisa menyediakan komoditi sesuai kebutuhan pasar, sehingga bisa memberikan manfaat lebih untuk petani.
Demplot pada tahun 2022 melalui anggaran APBD perubahan tahun anggaran 2022, memanfaatkan lahan seluas 0,5 Ha. Demplot bawang merah ini melibatkan petani pelaksana sebanyak 7 orang. Dalam pengembangannya, petani diberikan bahan-bahan untuk demplot bawang merah berupa benih bawang merah, kapur pertanian, pupuk organik, pupuk NPK, pupuk ZA, Insektisida, fungisida, mulsa hitam, plastik UV, bambu dan pelobang mulsa.
Para petani juga didampingi pihak dari balai pengkajian teknologi pertanian bali (BPTP BALI). Dari hasil pelaksanaan demplot seluas 0,5 HA, telah dilakukan ubinan untuk mengetahui estimasi produksi bawang merah hasil dari pelaksanaan demplot. Dari Ubinan ini, diketahui menghasilkan sebanyak 7.200 kg (umbi basah), yang setara dengan 4.320 kg (umbi kering).
Selanjutnya, dalam rangka perluasan areal tanam tanaman bawang merah, tahun ini juga dilaksanakan kegiatan pengembangan bawang merah seluas 1 Ha yang berlokasi di Kecamatan Mengwi. (a/115)