PMI Asal Klungkung Sempat VC dan Kirim Gaji untuk Beli Beras

picsart 23 02 19 19 00 46 247
TUNJUKKAN FOTO - I Nyoman Ranten, saat menunjukkan foto sang istri, Ni Wayan Supini semasa hidup, Minggu (19/2/2023).

Semarapura, DENPOST.id

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Turki, merilis dua orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) meninggal dunia akibat gempa dahsyat yang terjadi, Senin (6/2/2023). Salah satu PMI yang meninggal dunia, yakni Ni Wayan Supini (44) alamat Dusun Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung.

Kabar duka inipun membuat syok pihak keluarga Ni Wayan Supini di Dusun Tegal Besar. Apalagi suami korban, Nyoman Ranten bersama anak sulungnya sempat diminta untuk cek DNA di Rumah Sakit Bhayangkara di Denpasar oleh pihak kepolisian, Jumat (17/2/2023).

Besoknya, Sabtu (18/2/2023), KBRI Indonesia di Turki, menginformasikan Ni Wayan Supini menjadi korban meninggal dalam musibah gempa bumi di Turki.

“Ini musibah, saya terus ajak anak saya berdoa agar mereka bisa mengikhlaskan semua yang terjadi,” ungkap Ranten, dengan nada sedih ketika ditemui di rumahnya di Dusun Tegal Besar, Minggu (19/2/2023).

Baca juga :  Klungkung Gelar KOSN Tahun 2020

Menurut Ranten, Ni Wayan Supini yang dinikahinya pada tahun 2002 itu, belum genap setahun mengadu nasib sebagai terapis di Turki. Ibu yang sudah dikaruniai tiga orang anak tersebut, baru diberangkatkan pada Juli 2022. Selama bekerja di Turki, Ranten bersama anak-anaknya hampir setiap hari komunikasi dengan istrinya melalui video call (VC).

Bahkan sehari sebelum terjadinya gampa bumi tersebut, yakni pada 5 Februari 2023, Ranten juga sempat berkomunikasi melalui VC dengan istrinya. Dalam komunikasi VC itu, I Nyoman Ranten menanyakan kabar istrinya. Namun, tidak sempat berbincang lama.

Baca juga :  Polda Bali Dalami Keterlibatan Jaringan Narkoba International  dengan Cewek Brazil

“Saat komunikasi itu tidak lama, karena anak-anak yang minta bicara dengan ibunya. Biasa mereka kangen ibunya,” ungkapnya.

Ranten bahkan sempat mengaku karena handphonenya tidak berisi paket data, ia sampai harus mencari jaringan internet di bale banjar agar bisa berkomunikasi dengan istri. Selain itu, Ranten mengatakan istrinya sempat memberi pesan kirim gaji agar digunakan untuk beli beras dan keperluan hari raya Galungan.

Sehari setelahnya, ia kemudian mendapat kabar dari keluarga telah terjadi musibah gempa bumi dasyat di Turki. Ranten berkali-kali berusaha menghubungi istrinya, namun tidak kunjung berhasil. Waktu itu, Ranten sudah merasa was-was. Namun anak sulung Ranten justru yakin ibunya selamat dari bencana gempa yang menewaskan ribuan orang di Turki.

Baca juga :  Kapal Yunicee Tenggelam di Perairan Gilimanuk, Enam Orang Meninggal

“Saya hubungi terus lewat telepon WA dan Massanger, tidak berhasil,” ujar Ranten.

Sampai akhirnya dua hari lalu, Ranten diminta untuk cek DNA di RS Bhayangkara di Denpasar oleh pihak kepolisian. Lalu pada Sabtu, KBRI Indonesia di Turki menginformasikan Ni Wayan Supini menjadi korban meninggal dalam musibah gempa bumi di Turki.

Informasinya, jenazah Ni Wayan Supini bersama jenazah seorang WNI lainnya ditemukan di bawah reruntuhan Apartemen Galeria Residence yang berada di Kota Diyarbakir, Jumat, 17 Februari 2023. Jenazah Wayan Supini rencananya akan dipulangkan ke tanah air pada, Rabu (22/2/2023).

“Semoga proses pemulangan jenazah istri saya berjalan lancar,” harapnya. (119)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini