
Sanur, DenPost.id
Untuk pertama kali pascakepergian untuk selama-lamanya pada enam tahun lalu, sang Maestro Nyoman Gunarsa kini ‘’bangkit’’ kembali. Sebanyak 17 lukisannya mulai dari periode gerak dan tari, ringgit (wayang), hingga moksa, dipamerkan di Griya Santrian Gallery, Sanur, Denpasar Selatan (Densel). Pameran bertajuk ‘’In Honor of Nyoman Gunarsa’’ ini rencananya dibuka Koordinator Staf Khusus Presiden RI, A.A.G.N. Ari Dwipayana, pada Jumat (24/2/2023). Pameran berlangsung hingga 31 Maret 2023.
Koordinator pameran, ‘’Dolar’’Astawa, kepada wartawan Kamis (23/2/2023), mengungkapkan bahwa selain untuk mengenang sang Maestro yang sangat berjasa mengharumkan seni rupa Bali dan Indonesia ke kancah dunia, juga untuk mengobati kerinduan para pecinta dan penikmat seni lukis di nusantara akan seni lukis berkualitas. ‘’Pameran ini punya arti penting, bukan sekadar menampilkan kembali karya Nyoman Gunarsa, namun jauh daripada itu yakni mengingatkan krama Bali bahwa sang Maestro benar-benar mendedikasikan hidupnya untuk seni dan budaya,’’ tegas Dolar, didampingi perwakilan Museum Seni Lukis Klasik Nyoman Gunarsa, Nengah Arianta.
Untuk diketahui Nyoman Gunarsa meninggal dunia pada 10 September 2017. Dia tak hanya meninggalkan karya berupa sketsa, drawing, maupun lukisan, yang mengisahkan ribuan jejak berkeseniannya, tapi juga museum seni dengan ribuan koleksi yang kaya akan khazanah seni-budaya adiluhung.
Istri sang Maestro, Indrawati, menambahkan bahwa suaminya ini adalah pribadi yang sangat dicintai banyak orang dan menjadi guru bagi semua kalangan. Gunarsa juga mempunyai banyak gagasan cemerlang serta mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan kebudayaan secara luas. ‘’Hingga kini kami sangat kehilangan sosok beliau,’’ tegasnya.
Yang menarik dalam ajang seni kali ini yakni dipajangnya satu lukisan yang belum pernah dipamerkan yang berjudul ‘’Kumbakarna’’. Lukisan bertemakan wayang ini merupakan salah satu karya kesayangan sang Maestro. Selain itu ada lukisan berukuran raksasa (2 meter X 5 Meter) berjudul ‘’Jokowi Minum Jamu’’. Lukisan lain di antaranya ‘’ ‘’Mother and Son’’, ‘’Dancer With Violin’’, ‘’Moksa’’ dan ‘’Welcome Dance’’. Indrawarti menyebut sebagian besar lukisan itu dijual, dan hasilnya nanti digunakan untuk pemeliharaan Museum Seni Klasik Nyoman Gunarsa di Dusun Banda, Takmung, Banjarangkan, Klungkung.
Sosok Nyoman Gunarsa adalah pejuang sekaligus pahlawan bagi seni lukis modern. Dia dikenal memiliki dedikasi tinggi untuk kemajuan peradaban Bali yang bisa diterima dunia internasional. (yad)