Penuhi Kebutuhan Ratusan Perut WBP, Rutan Bangli Habiskan 150 Kg Beras Per Hari

jatah
DAPUR RUTAN - WBP Kelas IIB yang sedang bertugas di dapur rutan menyiapkan makan malam untuk seluruh rekan WBP lainnya. 

Bangli, DENPOST.id

Untuk memenuhi kebutuhan makan ratusan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) (napi/tahanan) bukanlah perkara yang mudah. Terlebih dalam mengolah jenis makanan berbeda setiap harinya dengan jumlah yang besar, dan pastinya tetap harus higienis sesuai standar kesehatan dan diatur dalam Permenkumham No. 40/2017.

Seperti yang terlihat di dapur Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Bangli. Setiap harinya sepuluh WBP dan petugas dapur bergotong-royong menyiapkan makan pagi, siang dan malam untuk 383 orang napi atau tahanan. Tidak hanya makanan pokok, petugas juga memasak bubur kacang hijau dan ubi sebagai tambahan untuk para WBP. “Buah, semua WBP dapat setiap hari. Untuk tambahan kami juga berikan bubur kacang ijo dan ubi biasanya, diberikan selang seling. Misalnya sekarang dapat kacang ijo, besok tidak dapat. Lusa kemungkinan dapat lagi yang sama atau kadang diganti dengan makanan jenis lainnya misalnya ubi atau ketela,” papar Kepala Rutan Kelas IIB Bangli, I Wayan Agus Miarda, didampingi dr. Sumertayasa selaku pengawas dari tim Pelayanan Tahanan Rutan Kelas IIB Bangli, Jumat (3/3/2023).

Baca juga :  Antisipasi Ini, Pedagang Musiman Pasar Kidul Ditampung di Terminal

Karutan sempat mengajak DENPOST.id untuk melihat suasana dapur Rutan Bangli secara langsung. Hal ini guna menunjukkan bahwa makanan yang diberikan WBP layak dan selalu higienis. “Walau sebagai WBP yang sedang menjalani masa hukuman, jenis makanan yang diberikan tetap harus sesuai standar, bukan asal-asalan,” jelasnya. Karenanya, higienis menjadi hal pertama yang diterapkan di dapur rutan tersebut. “Dapur kita tidak ada hentinya. Bekerja 24 jam, yang masak di sini sudah diatur jadwal piketnya agar bergantian, sehingga dibersihkan juga setiap hari,” katanya.

Saat sampai di lokasi, nampak beberapa petugas dan warga binaan tengah memasak untuk makan malam dengan menu ikan, kacang, sayur, sambal, dan ubi. Karena sebelumnya untuk sarapan menunya lauknya sudah telur, sayur dan kacang ijo. Sedangkan makan siang, menu ayam, tahu, sayur, sambal, dan buah.

Baca juga :  Usai Isi BBM, Minibus Terbakar

Lebih lanjut dijelaskan, untuk tenaga bagian dapur sebanyak 10 orang yang diambil dari WBP. Ditambah 4 orang petugas kebersihan. Pemilihan juru masak dari WBP ini juga tak sembarang WBP, mereka harus mejalani seleksi sesuai prosedur di rutan. “Tak sembarang. Misalnya yang sudah separuh dari masa hukuman, berkelakuan baik setiap harinya dan syarat lainnya,” tegas Agus Miarda.

10 WBP inilah yang setiap harinya berjuang di dapur memenuhi kebutuhan perut ratusan rekannya yang lain. Setiap harinya mereka harus menanak nasi sekitar 150 kg, belum termasuk segala lauk yang berbeda-beda. “Tak semuanya bertugas dalam seharinya. Jadi mereka membagi tugas. Kalau pagi empat orang, siang dua orang, untuk makan malam empat orang. Mereka juga dibantu petugas kebersihan,” terang pejabat asal Buleleng ini.

Untuk sarapan, mereka sudah harus mulai masak dari pukul 03.00 wita hingga pukul 07.00 wita, sampai sarapan dikeluarkan dan dibagikan. Kemudian petugas masak ini istirahat dan langsung digantikan rekan yang lain masak untuk makan siang. Makan siang dimulai pukul 11.30 wita. Pukul 12.00 wita, sisa WBP lainnya mulai masak kembali untuk memasak makan malam. “Untuk makan malam atau sore, makannya sudah keluar atau diedarkan jam setengah lima sore (pukul 16.30 wita). Setelah itu aktivitas dapur berhenti, hanya bersih-bersih. Terkadang bahan makanan sudah disiapkan lagi untuk sarapan besoknya,” imbuh Miarda.

Baca juga :  Diduga Gelapkan Uang Nasabah, Oknum Bendahara LPD Langgahan Ditahan

Pantauan DENPOST.id, saat bekerja sejumlah petugas dan WBP nampak menggunakan penutup kepala, dan dibagi menjadi beberapa kelompok. Ada yang memasak nasi, memotong sayur, penjaga kebersihan dapur hingga pengatur porsi makan. “Kita harap jangan ada lagi anggapan bahwa WBP itu tidak makan dengan layak. Meski yang masak adalah WBP, namun tak sembarang WBP yang bisa masuk dapur. Jelas yang punya citra baik dan tidak sakit-sakitan,” pungkas Agus Miarda. (128)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini