
Singaraja, DENPOST.id
Jika mendengar pura atau palinggih mobil, mungkin pikiran kita tertuju pada Pura Mobil di Nusa Penida, Klungkung, Bali. Pura tersebut memang sudah cukup populer menjadi tujuan tirta yatra atau wisata spiritual bagi umat Hindu.
Namun siapa sangka ternyata ada juga palinggih mobil di desa lain di Bali. Tepatnya di luar Pura Kayangan Tiga wewidangan Desa Pakraman Sangket, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Bahkan di pura ini terdapat tiga palinggih mobil.

Bendesa Adat Sangket, I Gede Tinggen, Senin (6/3/2023) menuturkan, sejarah pembangunan palinggih tersebut berawal dari kisah mistis dikarenakan seringnya ada sutri yang kerauhan saat pujawali dan meminta untuk dibuatkan palinggih mobil di Kahyangan Tiga. Bahkan, sebelum palinggih tersebut dibangun warga terkadang mendengar suara seolah-olah ada pasukan tentara yang berjalan termasuk ada suara truk tentara pada malam harinya. Tidak hanya itu, ada juga warga yang sempat melihat kejadian tersebut.
Fenomena gaib dan unik di luar akal sehat yang sering terjadi ini, menguatkan tekad warga untuk membangun palinggih mobil tersebut melalui hasil paruman desa. Di mana hasil paruman desa ini disesuaikan dengan tradisi adat yang bertujuan untuk memohon perlindungan khususnya di wewidangan Desa Pakraman Sangket.
“Awalnya masyarakat kurang percaya dengan kejadian tersebut. Tapi karena kejadiaannya berkali-kali dan sempat juga ada warga yang melihat, maka diputuskan untuk membuat palinggih mobil tersebut,” terangnya.
Gede Tinggen menambahkan bahwa pelinggih mobil tersebut mulai dibangun pada tahun 2003 silam. Di mana untuk di Pura Desa terdapat palinggih mobil sedan putih yang dipercaya sebagai komandan tentara, untuk di Pura Mengening dibangun palinggih truk tentara yang dipercaya sebagai prajurit dalam mengamankan wewidangan dan di Pura Dalem ada palinggih menyerupai mobil kijang pikap kuno yang dipercaya digunakan untuk patroli.

Lebih lanjut dikatakan, semua pelinggih ini ditempatkan di halaman luar pura atau pada areal jaba pura, tepatnya di dekat pintu masuk pura. “Biasanya saat pujawali warga kami di sini menghaturkan banten pejatia dan tipat gong sebagai taksu untuk memohon keselamatan khususnya di wewidangan Desa Pakraman Sangket,” tutupnya. (118)