Kuta, DenPost.id
Dari 20 zona musim (zom) di Pulau Bali, tiga di antaranya masuk musim kemarau pada pertengahan Maret 2023. Sedangkan 17 lainnya baru memasuki musim kemarau pada April-Juni 2023.
Koordinator Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar Nyoman Gede Wiryajaya menerangkan berdasarkan hasil analisis serta pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer, prakiraan musim kemarau tahun 2023 pada 20 zom di Bali terjadi mulai Maret hingga Juni. “Zom yang memasuki musim kemarau pada Maret 2023 yakni Karangasem bagian timur dan selatan, Gianyar bagian selatan, Klungkung bagian selatan, dan Nusa Penida,” paparnya sembari menambahkan bahwa ketiga zom ini sudah memasuki musim kemarau sejak dasarian II pada Maret 2023.
Sisanya 17 zom yang belum memasuki musim kemarau terjadi pada April, Mei hingga Juni 2023. Daerah yang memasuki musim kemarau pada April tercatat ada sembilan zom yakni Buleleng bagian utara dan timur; Karangasem utara; Bangli bagian utara dan timur (masuk dalam dasarian I atau awal bulan). Kemudian sebagian besar Jembrana mulai dari Jembrana bagian barat dan Buleleng bagian barat, Badung bagian selatan, Gianyar bagian selatan, Tabanan bagian selatan dan Kota Denpasar (dasarian ke II atau pertengahan bulan). Sedangkan untuk wilayah Jembrana bagian timur, Tabanan bagian barat, dan bagian tengah, Gianyar bagian selatan dan badung bagian Tengah, Bangli bagian selatan, Karangasem bagian selatan dan Klungkung bagian utara, masuk musim kemarau pada akhir April 2023. Untuk kesembilan zom ini, musim kemarau terjadi dari dasarian I hingga dasarian III atau dari awal bulan sampai akhir April 2023.
Sedangkan yang memasuki musim kemarau pada Mei ada enam zom yakni wilayah Jembrana bagian utara, Buleleng (bagian selatan, utara, tengah, tenggara dan barat), Karangasem (bagian barat dan tengah), Tabanan bagian tengah, Badung bagian tengah, Gianyar bagian tengah, serta Bangli bagian selatan.
“Zom yang baru memasuki musim kemarau pada Juni 2023 yakni Tabanan bagian utara, Badung bagian utara, Gianyar bagian utara, Bangli bagian tengah dan Buleleng bagian tengah. Kalau perbandingan rata-rata awal musim hujan dari periode tahun 1991 hingga 2020 bahwa ada delapan zom yang maju atau lebih cepat, kemudian lima zom mundur dan tujuh zom itu sama,” beber Wiryajaya.
Ditanya tentang puncak musim kemarau, dia memaparkan untuk di Bali, secara keseluruhan puncaknya diperkirakan terjadi pada Juni dan Juli 2023. Dimana, 11 zom terjadi pada Juni dan sembilan zom terjadi pada Juli.
Lebih jauh Wiryajaya menyebut 55 persen wilayah di Bali yang masuk puncak musim kemarau terjadi pada Juni 2023. Sementara, 45 persennya terjadi pada Juli.
Terkait cuaca gerah yang cukup menyengat belakangan ini, Wiryajaya mengatakan merupakan fenomena yang terjadi setiap Maret. Saat ini matahari berada di wilayah katulistiwa. Bali memang berada dekat dengan gais katulistiwa. (sug)