Semarapura, DENPOST.id
Persoalan jalan rusak di wilayah Nusa Penida, Klungkung terus disoroti Wakil Ketua DPRD Klungkung, Wayan Baru. Politisi asal Desa Sakti, Nusa Penida ini menyoroti perbaikan jalan di Klungkung yang tak kunjung terlaksana. Apalagi belum ada tanda-tanda adanya proyek perbaikan jalan yang masuk ke dalam proses tender Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Klungkung.
“Sekarang waktu menjelang memasuki bulan ke empat. Jika ini dibiarkan, usulan perbaikan jalan yang sudah diwacanakan sejak tahun 2022 terancam mundur lagi,” ungkap Wayan Baru, Selasa (28/3/2023).
Menurut Wayan Baru, dirinya telah mengusulkan perbaikan jalan untuk menjadi prioritas. Salah satu jalan rusak yang diusulkan yakni jalan yang menghubungkan Desa Sampalan ke Kampung Toyapakeh.
Akses jalan tersebut merupakan jalur aktivitas wisatawan menuju ke objek wisata yang ada di Nusa Penida.
Selain itu, jalan ini juga dinilai menjadi akses menuju Pelabuhan Toyapakeh-Nusa Lembongan yang padat penumpang baik wisatawan domestik mau pun mancanegara. Kerusakan jalan ini juga dinilai sangat membahayakan pengendara. Apalagi di malam hari jalan rusak dapat menyebabkan pengendara mengalami kecelakaan.
“Perbaikan infrastruktur ini sudah diusulkan sebelum anggaran perubahan tahun 2022. Sebenarnya sudah menjadi PR dari tahun 2022 namun sampai saat ini belum juga ditenderkan,” ujarnya.
Jika hal tersebut dibiarkan, menurut Wayan Baru, perbaikan jalan di Nusa Penida terancam molor lagi. Mengingat proses tender hingga mendapatkan pemenang memerlukan waktu yang tidak sedikit. Apalagi dalam pengerjaannya, pengaspalan di Nusa Penida memerlukan waktu lebih lama karena terkendala pengiriman material.
“Belum lagi terjadi gagal tender sehingga harus tender ulang. Seharusnya pengalaman sebelum-sebelumnya saat pengerjaan pengaspalan di Nusa Penida bisa menjadi pembelajaran,” katanya.
Sementara Kadis Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Klungkung, I Made Jati Laksana, ketika dimintai konfirmasi mengatakan kalau pihaknya masih menyelesaikan perencanaan. Karena saat ini banyak terjadi perubahan kerusakan di lapangan.
“Setelah perencanaan selesai langsung ditenderkan. Kita juga sudah berusaha berproses cepat,” kata Jati Laksana. (119)