Penanganan Abrasi Lamban, Warga Pebuahan Protes 

abrasi
ABRASI - Abrasi di Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara yang merusak rumah-rumah warga dan fasilitas umum.

Negara, DENPOST.id

Warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Jembrana memrotes penanganan abrasi yang lamban. Warga membentangkan spanduk dan menagih janji Bupati Jembrana untuk penanganan abrasi di Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru.

Menanggapi protes tersebut, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, Jumat (31/3/2023) mengatakan, sah-sah saja masyarakat menyampaikan aspirasi, dengan catatan masyarakat menyampaikan secara benar, santun dan beretika. “Aspirasi, saran dan kritik yang disampaikan harus konstruktif, membangun ke arah yang lebih baik. Terlebih saat ini kita masuk bulan suci ramadhan,” tegasnya.
Ia juga menyayangkan sikap sebagian warga yang mengancam memboikot pelaksanaan pemilu.

Baca juga :  Satgas Covid-19 Gandeng Napi Asimilasi Bagikan Nasi Bungkus

Padahal, katanya, pemerintah tengah gencar melaksanakan  sosialisasi kepada masyarakat agar jumlah pemilih bertambah, sehingga tercipta pemilu yang bagus dan berkualitas. “Untuk ranah ini kami serahkan kepada KPU. Kita juga telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, Bawaslu melalui Kesbangpol Jembrana,“ tegasnya.

Tamba menegaskan, usulan penanganan abrasi sudah disampaikan kepada Pemerintah Pusat, karena kewenangan sepenuhnya pada Pemerintah Pusat.
Kewenangan penuh yang dimaksud, terutama ketersediaan anggaran Pemerintah Pusat untuk alokasi penanganan pantai.
Mengingat, abrasi tidak hanya terjadi di Jembrana, tetapi terjadi se-Bali dan semua tanggung jawab dari Pusat. “Anggaran yang dibutuhkan cukup besar, apalagi jika pantai yang abrasi panjang, maka butuh anggaran besar. Yang penting proposal sudah maju. Karena Pantai Pebuahan perlua biaya tinggi, panjang sekali abrasinya,” ujarnya.

Baca juga :  Sekda Jembrana Akui Ada Lima Pegawai Kontrak Jadi Bacaleg

Setelah mengawal permohonan anggaran untuk penanganan abrasi, kata Tamba, Jembrana mendapat tiga titik proyek pembangunan senderan untuk penanganan abrasi. Yakni di Gilimanuk, Candikusuma dan Delod Berawah. “Di Pebuahan, karena lebih panjang dan besar, sehingga memakan anggaran yang lebih besar. Tapi akan diprioritaskan oleh Pemerintah Pusat pada tahun 2024,” katanya.

Meski begitu, Tamba mengaku masih melakukan upaya komunikasi dengan kementerian terkait agar harapan warga terwujud. “Tetap kami perjuangkan usulan. Mudah-mudahan terealisasi. Kita juga berdoa, kita juga selalu bicara seperti itu kepada masyarakat,” pungkasnya. (120)

Baca juga :  Prajurit TNI yang Ditembak KKB Berasal dari Jembrana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini