
Amlapura, DENPOST.id
Puluhan sulinggih muput saat Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten, Karangasem, Rabu (5/4/2023). Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, mengungkapkan, sehari sebelumnya telah dilaksanakan upacara mapepada. Setelah itu dilaksanakan upacara memben. “Upacara mapepada dilaksanakan pukul 09.00 Wita dan memben dilaksanakan malam hari pukul 19.00 Wita. Upacara mapepada ini untuk menyucikan wewalungan sehingga mendapatkan kehidupan lebih baik ketika nantinya bereinkarnasi berikutnya,” paparnya.
Sarana upacara wewalungan yang dipergunakan saat mapepada, yakni penyu, kambing, angsa, ayam warna-warni dan kerbau. “Ada lima ekor kerbau yang dipersembahkan untuk puncak karya hari ini. Yakni, di padma tiga menggunakan tiga ekor kerbau, di sor sanggar tawang satu ekor kerbau, dan di peselang satu ekor kerbau. Sementara untuk di ambal-ambal satu ekor sapi,” sebutnya.
Lebih lanjut dijelaskan, pada Rabu pukul 09.00 Wita serentak ida sulinggih mapuja. Selanjutnya pada pukul 11.30 Wita secara serentak dilaksanakan persembahyangan bersama serangkaian puncak Karya IBTK.
“Setelah dilakukan upacara persembahyangan bersama, dilaksanakan upacara mapurwa daksina sebanyak tiga kali untuk ida bhatara malinggih ke bale peselang. Selanjutnya katuran pajiwan-jiwan dan kembali dilaksanakan persembahayangan kedua di bale peselang,” jelasnya.
Untuk sulinggih yang muput upacara saat puncak Karya IBTK, Widiartha mengatakan, di Pura Penataran Agung di-puput 10 sulinggih, di bale peselang dua sulinggih, di ambal-ambal 1 sulinggih dan pengrajeg pengemit karya 1 sulinggih. “Jadi kalau jumlah sulinggih yang muput sebanyak 14 sulinggih. Tapi, kalau secara keseluruhan di seluruh kompleks Pura Agung Besakih sekitar 33 sulinggih. Itu di luar pura kawitan dan pedarmaan. Kalau ditambah sulinggih di pedarmaan dan kawitan sekitar 15 sulinggih lagi, maka semuanya bisa mencapai 48 sulinggih,” pungkasnya. (tim dp).