
Gianyar, DENPOST.id
Gubernur Bali, I Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) dan Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, Rabu (5/4/2023) meresmikan Pasar Tematik Ubud. Peresmian disertai upacara mlaspas dan mendem pedagingan.
Koster mengapresiasi langkah Mahayastra membangun pasar di sentra Ubud. “Ubud telah menjadi sentra pariwisata di Gianyar dan Bali. Dalam historisnya perkembangan pariwisata dimulai dari Ubud,” kata Koster usai mendem pedagingan di belakang patung Cokorda Gde Agung Sukawati yang menjadi ikon Pasar Ubud.
Menurut Koster, pembangunan pasar ini sebagai upaya menjaga pariwisata Ubud. “Saya kira apa yang dibangun ini akan menjadi fasilitas yang baik untuk meningkatkan daya tarik wisatawan, sekaligus juga sebagai fasilitas pelayanan yang baik pada wisatawan,” ucapnya.
Koster juga mengaku bangga dengan keberadaan patung Cokorda Gde Agung Sukawati di area Pasar Ubud. Hal tersebut menandakan suatu penghormatan atas jasa Cok Gde Agung Sukawati dalam memajukan pariwisata di era terdahulu di tahun 1930.
“Saya kira ini satu monumen yang sangat penting mengingatkan kita dan bagi generasi penerus apa yang beliau wariskan kepada kita untuk menjaga pariwisata berbasis budaya harus kita teruskan ke depan agar pariwisata Bali tetap eksis dan bisa bersaing di dalam maupun luar negeri,” imbuhnya.
Sementara Mahayastra mengatakan, Pasar Tematik Ubud kini lebih tertata baik secara estetika dan kenyamanan bagi pengunjung dan pedagang.
“Kita punya 7 pasar kecamatan dan ada juga Pasar Seni Sukawati dan Pasar Seni Guwang, namun dalam pembangunannya belum representatif. Dahulu kita bangun yang penting ekonomi berputar, orang berkumpul dan berjualan, namun dari segi estetika belum kelihatan. Syukur mulai 4 tahun terakhir sejak saya jadi Bupati Gianyar kita serius menggarap pasar yang dimulai dari pasar Gianyar, Sukawati Blok A,B,C dan sekarang Pasar Ubud,” jelasnya.
Menurut Mahayastra, selama ini pasar itu kesannya kumuh, kotor, bau, makanannya tidak higienis,berdesak-desakan dan sebagainya.
Namun, dengan pembangunan pasar ini bisa mengubah semua kesan tersebut. “Pasar harus bersih, tidak bau,sehingga pembeli pedagang, wisatawan merasa nyaman dan aman,” tambahnya.
Dia juga menekankan, setelah pamlaspasan para pedagang akan diarahkan untuk masuk menempati tempat yang disediakan.
“Setelah hari ini kita siapkan pedagang untuk masuk, walaupun tidak 100%, kita akan mulai memasukkan pedagang karena hari ini dilaksanakan pamlaspasan agung, mapendeman sebagai prosesi atau keyakinan kita di Bali dan Gianyar untuk mereka bisa berjualan,” tandasnya. (c/116)