Warga Sawe Kembali Digegerkan Sapi Mati Mendadak

picsart 23 05 01 16 19 18 604
MATI MENDADAK - Sapi yang mati mendadak di Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana.

Negara, DENPOST.id

Kasus sapi mati mendadak kembali menggegerkan warga Banjar Sawe, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana. Sebelumnya, di wilayah tersebut kasus sapi mati mendadak diperkirakan terjadi dari Januari 2023, sebanyak 20 ekor.

Termasuk pada April 2023, sapi yang mati mendadak kurang lebih 11 ekor. Sapi mati mendadak juga termasuk 2 ekor sapi milik I Dewa Kade Wisada (65 tahun), Senin (1/5/2023) sekitar pukul 07.30 Wita, yang keduanya sedang bunting.

Adanya sapi yang mati mendadak, warga menganggap kasus tersebut mencurigakan.
Apalagi sapi yang mati hanya dalam waktu satu bulan.
Setelah ditelusuri kebanyakan sapi yang mati gendut dan beberapa ada juga yang bunting.
Banyaknya kasus sapi mati yang hanya ada di wilayah Banjar Sawe, warga meminta aparat terkait untuk segera mengusut kasus tersebut, karena kasus ini sudah tidak biasa.

Dewa Kade Wisada mengatakan dia mengetahui sapinya mati ketika hendak memberi makan sapinya di kandang yang bertempat di tegalan miliknya. Sampai di kandang, dirinya melihat mulut sapi sudah berbusa, sehingga dia curiga ada apa dengan sapi tersebut. “Sapi saya maunya dipindahkan, tapi langsung tersungkur dengan mulut berbusa,” terangnya.

Baca juga :  Belum Terungkap, Identitas Pembuang Orok di Semak-semak

Wisada mengaku dirinya bingung sapi yang keadaanya sehat dan keduanya sedang bunting malah mati begitu saja.
Sebelumnya, dirinya mengatakan sapi tersebut tidak dalam keadaan sakit.

Wisada mengaku sapi yang satunya memang umurnya sudah tua, sudah 7 kali punya anak dan sekarang bunting kira-kira sudah 6 bulan. Menurut dia, sapi yang satunya baru beli dan baru sekali punya anak dan sekarang bunting 7 bulan. “Anehnya di wilayah kami dari April 2023, sampai sekarang kurang lebih sudah 11 kali ada kasus sapi mati mendadak, itupun kebanyakan sapi yang mati gendut dan sebagian ada yang bunting juga,” ungkapnya.

Baca juga :  Dharmasanti Nasional Nyepi Saka 1945 Rencananya di Jakarta Utara pada 14 Mei 2023

Petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), drh. Gede Adi Adnyana dikonfirmasi setelah memeriksa dua ekor sapi tersebut, menyatakan bloat, yakni perut sapi kembung menjadi penyebab kematian sapi. Bloat ini disebabkan oleh faktor makanan karena bukan penyakit non-infeksius. “Setelah diperiksa, tidak ditemukan infeksi atau residu, namun hanya ada gas di dalam perut sapi tersebut,” katanya.

Karena banyak sapi mati mendadak dalam waktu yang singkat di Banjar Sawe, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang berternak sapi agar lebih waspada dan memperhatikan sapi dengan lebih seksama setelah memberi makan.
Dikatakan dia, peternak juga diharapkan lebih waspada dan memilah makanan yang akan diberikan agar sapi tidak mengalami bloat.

Baca juga :  Presiden Rusia dan Presiden Ukraina Dipastikan Tak Hadiri Puncak KTT G20

Adi juga mengatakan bloat memang menyebabkan resiko kematian dikarenakan bloat merupakan gas perut sapi tersebut, membesar dan menekan paru-paru ke depan, sehingga menghambat CO2 yang menyebabkan sapi tersebut tidak bisa bernapas, sehingga bisa mati mendadak. “Dari pengamatan tidak ada indikasi penyakit infeksius dan meyebarkan wabah, akan tetapi kita juga harus perlu waspada,” jelasnya.

Kepala Desa Batuagung, I Nyoman Sudarma juga mengaku heran karena kasus sapi mati mendadak hanya terjadi di Banjar Sawe. “Kalau masalah lokasi tetap di Banjar Sawe saja dan tidak ada banjar tetangga. Kami berharap agar aparat terkait menindaklanjuti kasus tersebut karena kasus ini aneh,” harapnya. (120)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini