BALI dianugerahi kekayaan, keunikan, keunggulan, dan keindahan alam, manusia, dan kebudayaan, sejak berabad-abad, tetap eksis dan survive. Hal itu menjadi sumber kehidupan dan penghidupan masyarakat Bali sampai saat ini. Bali juga dianugerahi warisan adiluhung yaitu desa adat, subak, tradisi, seni-budaya, dan kearifan lokal, yang harus dilestarikan, dikembangkan, dan dimajukan, serta diwariskan untuk generasi masa depan sepanjang zaman. Demikian keterangan pers Gubernur Bali Wayan Koster pada Rabu (3/5/2023).
Menurutnya, berbagai dinamika, antara lain konflik kepentingan dan persaingan yang tidak sehat, berpotensi mengancam eksistensi, keberlanjutan, kesucian, kelestarian, dan keharmonisan alam, manusia, dan kebudayaan Bali. Karena itu, masa depan Bali tak boleh dilepas, bergerak tanpa arah. Sejak lama, Bali tak punya haluan untuk menyelenggarakan pembangunan secara fundamental, komprehensif, dan berkelanjutan, berdimensi jangka panjang, minimum 100 tahun (satu abad).
Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan bahwa dia memiliki tanggung jawab besar secara niskala-sakala, yang mewujud dalam keharusan bertindak untuk menyusun konsep Bali masa depan sebagai haluan pembangunan Bali dengan arah dan strategi yang jelas, terukur, dan berdimensi jangka panjang sampai 100 tahun ke depan. Hal tersebut demi kesucian dan keharmonisan alam, manusia, dan kebudayaan Bali, untuk kemuliaan generasi Bali masa depan sepanjang zaman.
Materi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru, terdiri atas empat bagian yakni Bali tempo dulu, Bali masa kini, permasalahan dan tantangan, serta Bali masa depan.
Penyusunan materi diarahkan dan dipimpin langsung oleh Gubernur Koster didampingi rohaniawan, akademisi, pakar, dan praktisi dari disiplin ilmu sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi, adat, seni-budaya, arsitektur, pendidikan, kesehatan, pertanian, pariwisata, lingkungan, ekonomi, energi, perindustrian, infrastruktur, dan tata ruang.
Untuk mematangkan materi, telah dilaksanakan dua kali diskusi yang melibatkan banyak peserta dari berbagai komponen masyarakat Bali pada 25 April 2023 di Gedung Gajah, Jaya Sabha, dan pada 29 April 2023 di Wiyata Graha, kawasan suci Pura Agung Besakih, yang dihadiri lebih dari 150 peserta.
Selanjutnya, dilaksanakan seminar nasional pada Jumat (5/5/2023) di Hotel Trans Resort Bali yang rencananya dihadiri lebih dari 300 peserta dari berbagai disiplin ilmu dan komponen masyarakat.
Seminar ini rencananya dibuka oleh Presiden V Republik Indonesia Prof. Dr. (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri, serta dihadiri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Wakil Menteri Dalam Negeri, Kepala BRIN, dan pejabat eselon I Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan RI.
Gubernur Bali Wayan Koster akan memaparkan konsep Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru, guna mendapat masukan dari para peserta seminar. Konsep tersebut disusun dengan niat baik, tulus, dan lurus, serta tekad kuat untuk memuliakan unteng alam, manusia, dan kebudayaan Bali yang didedikasikan untuk generasi mendatang. Demi memuliakan unteng alam, manusia, dan kebudayaan Bali ke depan, siapa pun yang menjadi pemimpin pemerintahan daerah (pemda) di Bali, baik eksekutif maupun legislatif, dengan kesadaran penuh, disiplin, dan tanggung jawab memiliki kewajiban untuk melaksanakan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru ini.
Demi Bali, Haluan Pembangunan Bali Masa Depan ini, hendaknya diimplementasikan menjadi visi pembangunan Kepala Daerah Provinsi Bali dan kepala daerah kota/kabupaten se-Bali, selanjutnya dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) atau dengan sebutan lainnya, dengan memperhatikan kondisi, kebutuhan, dan potensi daerah masing-masing.
Sejalan dengan itu, Gubernur Koster menyerukan semua pihak agar meniadakan hal-hal yang bersifat subjektif dan egoisme; sepenuhnya berpikir, bertindak, serta berorientasi pada keutuhan, keunggulan, martabat, dan kemuliaan Bali masa depan. Niat baik dan komitmen kuat untuk melaksanakan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru merupakan wujud subhakti ke hadapan Ida Hyang Widhi Wasa, Ida Bhatara Sasuhunan, Ida Dalem Raja-Raja Bali, guru-guru suci, leluhur, dan lelangit Bali yang menganugerahkan dengan warisan alam, manusia, dan kebudayaan Bali yang adiluhung. (dwa)