Pasca Ratusan Babi Mati di Desa Bila, Distan Buleleng Ajak Pengusaha Ternak Jalin KIE

picsart 23 05 07 16 02 34 173
TINJAU TERNAK - Petugas saat meninjau peternakan babi.

Singaraja, DENPOST.id

Sehubungan dengan informasi yang beredar sebelumnya mengenai ratusan babi mati di salah satu perusahaan swasta di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, beberapa hari belakangan, Pemerintah Kabupaten Buleleng melelui Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng mengajak masyarakat supaya selalu berkoordinasi antara pengusaha ternak babi dalam skala besar maupun kecil, sehingga kejadian tersebut dapat ditangani dengan cepat dan dicegah lebih dini.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Sumiarta, Minggu (7/5/2023), menjelaskan kematian ternak babi itu terjadi secara bertahap mulai dari Januari dengan total kematian 400-an ekor babi dari total 1.300 ekor babi yang dimiliki perusahaan swasta dan sisa babi yang masih sehat lainnya telah dijual karena kondisinya dinyatakan masih layak untuk dikonsumsi.

Baca juga :  Penggugat Tarik Gugatan, Penanganan Kasus Tanah Pasar Banjar Tak Lanjut

Pihaknya menambahkan sebelum kejadian kematian ini dari pihak perusahaan mengaku sempat membeli bibit babi dari luar daerah Buleleng, dan setelah dipelihara peranakan babi tersebut mengalami proses adaptasi, seperti halnya pengenalan pakan dan kondisi kandang. Yang mana, dalam perjalanannya ternyata babi tersebut mengalami diare dan tidak nafsu makan, sehingga mengalami kematian yang juga erat kaitannya diindikasikan dengan virus Hog Kolera atau dikenal dengan Classical Swine Fever (CSF).

“Kondisi sekarang di kandang sudah tidak ada babi yang dipelihara karena dari pihak perusahaan masih takut terjadi seperti kejadian bulan kemarin,” jelasnya.

Baca juga :  Desa Wisata Bahari Kalibukbuk Terima Bantuan dari KKP RI

Dengan adanya kejadian ini, Sumiarta menjelaskan langkah Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada pelaku usaha ternak babi di Buleleng tetap gencar dilaksanakan mengenai penanganan kandang babi yang harus rutin dibersihkan dan dibantu dari petugas terkait menyemprotkan disinfektan, serta tidak lupa asupan vitamin yang harus rutin diberikan selain upaya pencegahan berupa vaksinasi langsung ke hewan.

Beruntungnya, hingga saat ini sesuai dengan monitoring rutin yang dilakukan Distan Buleleng masih belum ada laporan kematian lagi dari peternak babi, baik skala besar dan skala kecil yang dominan memelihara bibit babi lokal Buleleng. (118)

Baca juga :  Target Tuntas Lima Hari, Vaksinasi di Kerobokan Kelod Sasar 9.792 Orang

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini