Telan Anggaran Rp 4,6 M, Jembatan Putus di Yehembang-Kedisan Mulai Dibangun

picsart 23 05 16 18 08 21 321
JEMBATAN - Kadis PUPR Jembrana, I Wayan Sudiarta, saat mendampingi Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, dalam sosialisasi pembangunan Jembatan, Selasa (16/5/2023).

Negara, DENPOST.id

Warga Desa Yehembang  dan sekitarnya kini bisa bernafas lega. Pasalnya, jembatan yang rusak dan putus akibat diterjang banjir bandang pada September tahun lalu, saat ini mulai tahap pembangunan kembali. Sebelumnya, warga setempat terhalang aksesnya karena harus memutar ke jalan alternatif dengan jarak cukup jauh.
Kondisi itu menyulitkan warga dan mengharuskan mereka menempuh waktu lebih lama.

Anggaran pembangunan jembatan menggunakan dana BKK Provinsi Bali tahun 2023 senilai  Rp 4,6 miliar lebih. Jembatan akan  dibangun dengan konstruksi lebih tinggi dari sebelumnya guna mengantisipasi debit dari sungai yang dikhawatirkan  sewaktu-waktu tinggi kembali.
“Dengan panjang 36 meter dan lebar 5 meter, jembatan Yehembang-Kedisan dibangun lebih tinggi dari sebelumnya. Saat musim hujan debit air sungai lebih tinggi dari jembatannya, untuk itu kita tinggikan kurang lebih sekitar 3 meter,” ucap Kadis PUPR Jembrana, I Wayan Sudiarta, saat mendampingi Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, dalam sosialisasi pembangunan Jembatan, Selasa (16/5/2023).

Baca juga :  Dandim Ingatkan Anggota Tak Terlibat Narkoba

Sementara terkait  infrastruktur jalan,  Pemkab Jembrana terus mengupayakan khususnya  jalan kabupaten dan desa  yang menjadi tanggung jawab wilayahnya agar  dalam kondisi baik.
Dikatakan  Sudiarta, sejumlah ruas jalan saat ini dalam kondisi baik, rusak berat dan rusak ringan. Dengan total panjang jalan kabupaten mencapai 1075 km, jumlah jalan rusak ringan mencapai 141,4 km sedangkan rusak berat sepanjang 102,8 km.

Kendati demikian, kinerja jalan kabupaten  di Kabupaten Jembrana menurut standar Pemerintah Pusat  masih tergolong baik yakni sebesar 79 persen. Angka ini masih lebih tinggi dari yang disyaratkan standar nasional sebesar 75 persen. Dengan panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2022 mencapai 707,97 km.

Baca juga :  Hutan Bali Barat Memprihatinkan, Ini yang Dilakukan Relawan

Disadarinya, besaran anggaran saat ini menjadi persoalan utama, namun perbaikan jalan rusak akan tetap dilakukan.
Khusus tahun ini, pihaknya hanya memiliki angggaran  untuk infrastruktur jalan dan jembatan sebesar Rp 15,2 miliar.
Sedangkan untuk perbaikan jalan  rusak berat,  diestimasikan membutuhkan anggaran total sebesar Rp 300 miliar. Karenanya dia menilai anggaran yang ada saat ini masih  jauh dari kata ideal.

Ketebatasan anggaran itu, lanjut Sudiarta, karena ada penurunan DAK  Pusat sehubungan berbagai kebijakan strategis Pemerintah Pusat. Selain itu untuk  keperluan recofusing anggaran dialihkan  untuk penanganan pandemi Covid -19, serta beban belanja daerah untuk kebutuhan penganggaran  pemilu sehingga anggaran pemerintah daerah menjadi  terbatas.

Untuk itu, lanjut Sudiarta, Bupati Jembrana sendiri sudah mencarikan beberapa solusi. Di antaranya melalui permohonan BKK provinsi serta anggaran pusat. Di samping itu, dibutuhkan kesadaran warga bersama-sama menjaga umur jalan, terutama dari genangan aliran air selokan, sehingga lebih awet.
“Kita telah mengajukan BKK sebesar Rp 20 miliar, selain itu juga mengajukan ke Kementrian PUPR senilai Rp 79 miliar untuk jalan kabupaten. Sedangkan jalan desa, nantinya akan kita lakukan pendataan dengan menggunakan dana APBD, karena kewenangan jalan kabupaten dan desa ada di pemerintah daerah,” jelasnya.

Baca juga :  H-7, Gilimanuk Didominasi Kendaraan Barang

Sementara itu, Bupati Tamba menuturkan, pemerintah daerah terus berupaya membenahi infrastruktur-infrastruktur yang ada di Kabupaten Jembrana, apalagi hal itu merupakan kepentingan publik.
Ia turut mengungkapkan untuk jembatan Nusamara yang juga rusak akibat diterjang banjir bandang, diharapkan bisa dieksekusi tahun 2024. (120)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini