
Padangsambian, DenPostid
Permintaan program bayi tabung di Indonesia, termasuk di Bali, dewasa ini sangat tinggi. Menurut Chairman of Bundamedik Healthcare System (BMHS) Dr.dr. Ivan Rizal Sini, Sp.O.G., Sabtu (27/5/2023), selama setahun saja, permintaan program bayi tabung mencapai 250 ribu. Permintaan tak hanya mengalir di Jakarta, Surabaya, dan Bali, namun di seluruh di Tanah Air. ‘’Satu dari sepuluh pasutri di Indonesia mengalami kesulitan mempunyai keturunan,’’ tegasnya, saat grand opening Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda di Padangsambian Kaja, Denbar.
Untuk memenuhi permintaan tersebut, perlu dipikirkan mengenai dokter, suplai, dan aksesibilitas (kemudahan), termasuk masalah fertilitas (kesuburan) guna dibicarakan bersama sehingga memberikan layanan secara menyeluruh, termasuk terhadap layanan infertilitas (gangguan kesuburan pada seorang istri).
Ivan Rizal menyebutkan program bayi tabung ini ditempuh salah satunya lantaran banyak pasangan suami-istri (pasutri) di Indonesia yang mengalami gangguan kesuburan. Pasutri yang ingin menjalani program bayi tabung, tambahnya, tak hanya menyangkut gangguan kesuburan, tetapi juga terkait penyakit kanker rahim dan kanker payudara. Hal ini penting diedukasi lebih awal, bukan hanya oleh kalangan RSIA, tapi juga merupakan tanggung jawab bersama paramedis.
Mengenai keberhasilan program bayi tabung, Ivan Rizal, menyebutkan jika dilihat secara global (dunia), standar untuk pasutri yang berusia di atas 35 tahun, rata-rata mencapai 40 persen. Namun kalau dilihat dari seluruh grup dokter di Indonesia, tercatat ada 6.000 treatment (terapi) setiap tahun, dengan keberhasilan mencapai 60 persen. Dengan demikian, program bayi tabung di Indonesia berada di atas rata-rata internasional. ‘’Ini merupakan PR terhadap standar yang dikelola, mulai dari klinis, dokter, sampai ekspetasi pasien,’’ tegasnya.
Ditanya tentang usia ideal seorang istri menjalani program bayi tabung, Ivan Rizal mengungkapkan makin muda justru makin bagus karena terkait dengan program kesuburan yakni di bawah usia 35 tahun. Tapi bukan berarti umur di atas itu tidak bisa berhasil. Menurutnya, selama ini pasutri yang menjalani treatment selama ini ada yang ke luar negeri seperti ke Malaysia. Dalam hal ini pembiayaan yang diperlukan tentu lebih banyak. Untuk itu perlu pendekatan secara menyeluruh ke masyarakat bahwa pembiayaan program bayi tabung tak bisa dipatok, tetapi tergantung faktor lain seperti obat-obatan dan peralatan yang diproduksi di luar negeri. Paling tidak setiap treatment rata-rata membutuhkan Rp80 juta sampai Rp100 juta. Semakin tinggi usia seorang wanita, maka semakin tinggi biayanya karena kebutuhan obatnya juga lebih banyak dan angka keberhasilannya lebih rendah. ‘’Karenanya perempuan yang berusia lebih muda dari tiga puluh lima tahun tingkat keberhasilannya lebih tinggi, biayanya lebih rendah, dan bisa diedukasi sejak dini,’’ tegasnya.
Program bayi tabung ini tidak semata-mata ada di luar negeri atau luar Bali, namun sudah bisa dilakukan di Pulau Dewata. Selain lebih mudah dekat, program bayi tabung di Bali tentu menghabiskan biaya yang lebih kecil daripada di luar.
Tentang waktu yang dibutuhkan untuk program bayi tabung ini, Ivan Rizal menyebut hanya dua setengah pekan, mulai dari menstruasi hingga penanaman sperma. Jika berhasil, sang ibu bakal hamil seperti wanita pada umumnya. ‘’Kebetulan jadinya di laboratorium, bukan di kamar,’’ tandasnya, berkelakar.
Sementara itu, peresmian RSIA Bunda Denpasar ini ditandai dengan pemotongan pita oleh Kadiskes Kota Denpasar dr.Anak Agung Ayu Candrawati, M.Kes., didampingi Chairman of BMHS Ivan Rizal Sini, dan pejabat lainnya. RS swasta ini memiliki layanan rawat inap sebanyak 25 tempat tidur, serta didukung 16 dokter spesialis pada pelayanan unggulan yang terdiri atas layanan ibu dan anak, intensive care unit (ICU), dan pediatric intensive care unit (PICU), ruang bersalin, bedah, dan medical check-up (MCU).
Group CEO BMHS, Nurhadi Yudiyantho, menambahkan peresmian RSIA Bunda di Denpasar ini menambah jumlah jejaring RS Bunda Group menjadi total 10 RS. Untu ke depan, RS ini diharapkan terus berkembang. Sedangkan Kadiskes Kota Denpasar dr.Anak Agung Ayu Candrawati, M.Kes., mengapresiasi RSIA Bunda Denpasar yang peduli terhadap program kesehatan ibu dan anak. Selain itu bisa mendukung program pemerintah, untuk terus mengembangkan pelayanan sesuai regulasi, mengedepankan mutu serta keselamatan pasien, cepat, tepat, dan aman. (yad)