
Bangli, DENPOST.id
Pemerintah Kabupaten Bangli menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri). Penghargaan diserahkan Direktur Museum Rekor Indonesia, Osmar Susilo dan diterima Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, di Pura Segara, Batur Kintamani, Rabu (31/5/2023).
Rekor Muri diberikan dalam rangka penuangan secara serentak 20 ton cairan eco enzym dalam upaya penyelamatan Danau Batur. Utamanya di dalam menekan pencemaran yang mengakibatkan menurunnya baku mutu kualitas air di Danau Batur. Selain itu, kegiatan ini juga untuk mengembalikan fungsi Danau Batur sebagai fungsi sumber kehidupan bagi masyarakat Bangli dan Bali, khususnya dalam kebutuhan air.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangli, I Putu Ganda Wijaya, dalam laporannya menyampaikan, lokasi penuangan dibagi menjadi 6 titik. Hulun Danu Songan : 3.726 liter, Pura Segara/Pura Jati : 2.185 liter, tengah tengah danau : 4.015 liter, sekitar Toya Devasya : 3.535 liter, Dermaga Kedisan : 3.515 liter, dan di Terunyan : 3.235 liter. Total eco enzym yang sudah dituangkan ke Danau Batur hingga 31 Mei ini mencapai 20.211 liter.
Lebih lanjut dijelaskan, penuangan mengambil waktu saat terik matahari sekitar pukul 10.00 sampai dengan pukul 13.00 wita, dengan volume penuangan untuk satu kali penuangan sekitar 20 ton. “Penuangan tidak hanya dilaksanakan hari ini saja, tetapi dilaksanakan sebanyak 11 kali penuangan dengan target penuangan sebanyak 237 ton,” sebutnya.
Sementara, Bupati Bangli menyampaikan, penuangan eco enzyme yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bangli bersama seluruh komponen masyarakat hari ini merupakan rangkaian Hari Ulang Tahun ke-819 Kota Bangli. “Kabupaten Bangli merupakan kabupaten yang tidak mempunyai laut tapi mempunyai danau yang terletak di Kecamatan Kintamani dan merupakan danau terbesar di Bali. Danau ini menjadi tumpuan utama secara alami sebagai cadangan air untuk Bali. Oleh karena itu perlu dijaga dan kita lestarikan agar Danau Batur bisa terbebas dari berbagai macam pencemaran,” tegasnya.
Dikatakan pula, tujuan penuangan eco enzyme adalah untuk ikut merawat sumber mata air secara bergotong-royong. Pasalnya eco-enzyme bisa dibuat oleh semua orang dari bahan yang mudah didapatkan seperti sisa sayuran dan buah. “Tentunya ini sejalan dengan Bangli Era Baru yang intinya bersama-sama mengurangi volume sampah dan mengubah sampah menjadi produk yang mempunyai nilai dan bermanfaat seperti eco enzyme yang bisa digunakan menjadi penyubur tanaman atau fertilizer, mengobati tanah, membersihkan air yang tercemar dan pembersih yang bebas dari bahan kimia, mudah terurai, dan lembut,” imbuhnya. (128)