Lawan Impor, Gubernur Koster Ciptakan Bibit Gumitir Bali  Sudamala

minggu gumitir
TANAM BUNGA GUMITIR - Gubernur Bali Wayan Koster bersama serta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada; Ketua Tim Peneliti Gumitir Sudalama dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Muhamad Syukur, SP,M.Si., beserta anggota Tim Peneliti Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta, Prof. Dr. Dewi Sukma, Dr. Ir. Syarifah, dan GM Bali Gumitir Group, Agus Ervani Sjoekoer, menanam bunga marigold atau gumitir di Kebun Percobaan Bali Gumitir di Antapan, Baturiti, Tabanan, pada Rabu (31/5/2023).

Baturiti, DenPost.id

Gubernur Bali Wayan Koster kini mengembangan varietas bunga gumitir sebagai langkah nyata menghentikan impor benih dan bibit bunga gumitir, dengan merevolusi pertanian di Bali yang mampu menghasilkan benih dan bibit bunga gumitir bali sudamala
sebagai bagian dari capaian 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru dengan visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka’’ Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Untuk memulai pengembangan bunga gumitir bali sudamala, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini memimpin penanaman bunga marigold atau gumitir di Kebun Percobaan Bali Gumitir di Antapan, Baturiti, Tabanan, pada Rabu (31/5/2023), bersama para petani serta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada; Ketua Tim Peneliti Gumitir Sudalama dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Muhamad
Syukur, SP,M.Si., beserta anggota Tim Peneliti Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta, Prof. Dr. Dewi Sukma, Dr. Ir. Syarifah, dan GM Bali Gumitir Group, Agus Ervani Sjoekoer.
Pengembangan varietas gumitir bali sudamala dengan menghasilkan benih dan bibit adalah gagasan haluan pembangunan Gubernur Koster di bidang pertanian agar Bali berdikari secara ekonomi secara berkelanjutan. Idenya yang cerdas itu memiliki tujuan mulia yakni menghentikan aktivitas impor benih dan bibit bunga gumitir yang dilakukan selama ini oleh para petani. Dengan demikian, para petani dapat memanfaatkan betul benih dan bibit bunga gumitir sudamala.

Para peneliti mengungkapkan bunga gumitir memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi dan menghasilkan perputaran uang yang sangat besar. Setiap tahun, uang yang beredar untuk pembelian bibit bunga gumitir saja bisa mencapai Rp20 miliar hingga Rp30 miliar. Para petani membelinya melalui cara impor. Mengapa bunga gumitir begitu sangat diminati? Karena setiap hari kebutuhan Bali terhadap bunga ini sangat tinggi untuk sarana upacara keagamaan Hindu hingga dimanfaatkan sebagai sarana dekorasi. Makanya tak heran kalau per hari kebutuhan bunga gumitir ini mencapai 20 ton hingga 40 ton.

Gubernur Koster menegaskan bibit gumitir sudamala yang ditanam ini membutuhkan waktu dua bulan untuk berkembang dengan menghasilkan bunga gumitir sudamala. “Saya akan datang akhir Juli mendatang untuk memanen bunga gumitir yang kami tanam. Saya minta agar Dinas Pertanian Provinsi Bali gencar memprogramkan penanaman bunga gumitir sudamala di kabupaten/sota se-Bali,” tegas Koster, yang mengagas lahirnya gumitir sudamala sampai diminati oleh para ilmuan dan mahasiswa S3, 12 mahasiswa S2, serta delapan mahasiswa S1, untuk bahan penelitian. Sebelum berhasil memprogramkan benih dan bibit
gumitir sudamala, Gubernur Koster sempat berpikir apakah benih gumitir bisa dikembangkan? Seharusnya bisa, karena Amerika bisa bikin pesawat ulang alik. “Dalam pikiran sederhana saya, pengetahuan untuk riset benih tak seberat bikin pesawat ulang alik dan membuat produk industri lainnya. Kita pasti punya ahlinya di Fakultas Pertanian Unud sampai di Institut Pertanian Bogor (IPB),” tegas Gubernur Bali tamatan ITB ini.

Baca juga :  Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Gaji Veteran Dilimpahkan

Pada saat itu dia langsung memanggil Prof.Dewa Ngurah Suprapta bersama akademisi dari IPB Prof. Muhamad Syukur untuk meneliti bunga gumitir sudalama tahun 2019. Gubernur Koster berharap agar para peneliti mampu menciptakan benih dan bibit gumitir sudamala supaya bisa ditanam di daerah pesisir, dataran rendah, hingga di wilayah pegunungan. Hal ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat petani yang sangat tinggi terhadap bunga
gumitir. Dengan demikian, para petani di Bali yang menanam gumitir tidak lagi mengimpor benih dan bibit dari negara luar. “Masak gini saja kita impor, malu betul. Sebagai negara agraris dan maritim, terlalu lama bangsa ini dimanfaatkan sebagai negara yang bergantung dari impor, seperti impor beras, impor bawang putih, sampai impor garam. Ini terbalik, dimana sebetulnya komitmen politik negara untuk mengubah cara pandang, perilaku, dan gerakan untuk menjadikan potensi negara agraris dan maritim sebagai penghasil berbagai produk pertanian dan kelautan? Harusnya kita yang melakukan ekspor,” ungkap mantan anggota DPR RI tiga periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini, sambil menegaskan bahwa Bali harus maju dari hulu sampai ke hilir, sehingga pertanian bunga gumitir betul–betul menjadi sumber perputaran ekonomi di Pulau Dewata. Untuk itu, Bali jangan lagi mengimpor benih gumitir supaya betul-betul berdikari di bidang ekonomi.

Baca juga :  Detox Gawai yang Seru, Bunda Arsaningsih Adakan SOUL Camp

GM Bali Gumitir Group, Agus Ervani Sjoekoer menyambut baik upaya Gubernur Koster mewujudkan kemandirian Bali dalam pemenuhan benih dan bibit bunga gumitir yang selama ini diimpor dari Thailand. Selain itu, program yang diarahkan untuk menciptakan varietas gumitir sudamala dengan warna yang beragam juga dinilai sebagai terobosan yang sangat revolusioner. “Bunga gumitir merupakan tanaman yang bernilai ekonomis tinggi dan menghasilkan perputaran uang sangat besar. Saya mencatat setiap tahun uang yang beredar untuk pembelian bibit mencapai Rp20 miliar hingga Rp30 miliar. Kalau bisa Bali memproduksi benih dan bibit sendiri, dan kita bisa setop impor,’’ tegasnya. Ternyata masalah ini dijawab langsung oleh Gubernur Koster, karena bunga ini memiliki banyak manfaat ekonomis. Selain dimanfaatkan umat Hindu sebagai sarana upacara, bunga ini juga banyak dibutuhkan untuk mempercantik dekorasi, diolah menjadi skincare, pakan ternak, bahan baku omega tiga untuk ikan koi, dan belakangan diolah menjadi makanan,” ungkapnya.

Baca juga :  Bupati Tabanan Raih Penghargaan Apresiasi Daerah Peduli Pelayanan Publik 2023 dari Kompas TV Nasional

Akademisi Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Muhamad Syukur, S.P., M.Si., selaku Ketua Tim Peneliti Gumitir Sudalama, mengapresiasi Gubernur Koster yang menggagas penelitian bunga
gumitir sudamala untuk mewujudkan salah satu amanah Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, yaitu berdikari di bidang ekonomi. “Untuk mewujudkan amanah itu, Bapak Gubernur Bali menaruh perhatian terhadap keberadaan bunga gumitir yang merupakan tanaman penting bagi masyarakat Bali, karena berkaitan dengan sarana upacara,” tegas Prof.Syukur.

Sejak menerima tawaran penelitian tahun 2019, selama empat tahun, pihaknya bekerja keras hingga akhirnya mampu menciptakan varietas gumitir baru yang diberi nama gumitir sudamala. Hingga kini dihasilkan tujuh varietas baru yaitu sudamala oranye 1 dan 2, sudamala emas 1 dan 2, sudamala kuning, sudamala merah, dan putih. “Warna yang kami hasilkan lengkap. Ini merupakan awal dari revolusi kami dalam pengembangan bunga yang sejalan dengan amanat Bung Karno, dimana kunci sukses dari revolusi di bidang pertanian adalah ketersediaan bibit unggul. Bahkan Presiden Bung Karno pernah menyinggung tentang swasembada varietas unggul pada peletakan batu pertama pembangunan Fakultas Pertanian IPB tahun 1952,” pungkasnya. (kmb)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini