
Denpasar, DenPost.id
Kelangkaan elpiji ukuran 3 kg (gas melon) terus berlanjut, padahal sudah dua pekan berlalu. Hal ini membuat masyarakat, khususnya para pedagang makanan, kelimpungan karena mereka kesulitan mencari sarana yang digunakan untuk memasak.
Pedagang makanan di Denpasar, Suyanto, Senin (5/6/2023) mengaku kesulitan mencari elpiji sejak pagi hari. Walau punya beberapa cadangan tabung elpiji 3 kg di rumah, dia tetap khawatir jika kelangkaan ini terus berlanjut. “Dari tadi saya keliling cari gas, belum juga dapat-dapat,” tegasnya.
Pria yang menjual makanan berupa nasi goreng, lalapan, dan beberapa menu lainnya, ini menambahkan lebih baik pemerintah langsung saja menaikkan harga LPG daripada terjadi kelangkaan seperti saat ini. “Jika memang akan ada kenaikan harga, mending langsung saja dinaikkan. Daripada harus langka seperti ini, kan sulit juga kami. Lebih baik harga mahal yang penting ada barang,” tandas Suyanto.
Warga lainnya, Wayan Suana, mengaku mesti keliling Kota Denpasar, dia belum juga menemukan gas melon untuk dibeli. ‘’Elpiji 3 kg kosong dimana-mana. Saya muter-murter dari kesiman sampai di Renon (SPBU), ternyata kosong juga,’’ tegasnya.
Sedangkan Area Manager Comm. Rel. & CSR Pertamina Patra Niaga Region Jatimbalinus, Ahad Rahedi, dalam siaran persnya mengungkapkan sulitnya masyarakat mendapatkan elpiji 3 kg akibat peningkatan konsumsi/permintaan. Hai itu karena adanya hari libur yang berdekatan/long weekend pada pekan lalu. Pada Mei 2023 terjadi peningkatan konsumsi sebesar 6% dibanding dengan Mei 2022. Menurut Ahad Rahedi, realisasi konsumsi elpiji pada Mei 2022 sebesar 86.153 MT, sedangkan realisasi konsumsi elpiji per Mei 2023 tercatat 91.348 MT.
Sejumlah upaya terus dilakukan oleh Pertamina untuk menjamin ketersediaan elpiji 3 kg ini dengan meninjau kondisi di lapangan dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Untuk mengantisipasi kebutuhan elpiji 3 kg yang meningkat saat ini, Pertamina akan melakukan penambahan/ekstra dropping sebanyak 114. 800 tabung elpiji. Penambahan ini dilaksanakan secara bertahap mulai Selasa (6/6/2023), dengan alokasi sebagai berikut: Badung sebanyak 13.440 tabung, Bangli 10.640 tabung, Buleleng 13.440 tabung, Gianyar 11.760 tabung, Jembrana 8.960 tabung, Karangasem 10.080 tabung, Klungkung 7.280 tabung, Tabanan 11.200 tabung dan Kota Denpasar 28.000 tabung.
‘’Dengan adanya penambahan/ekstra dropping yang dilaksanakan oleh Pertamina ini, kebutuhan elpiji tiga kilogram di masyarakat dapat terpenuhi dan kondisi kembali normal,’’ tegas Ahad Rahedi.
Sesuai arahan pemerintah pusat, untuk program Subsidi Tepat saat ini di wilayah Bali, Pertamina melakukan Program Subsidi Tepat Elpiji yang dilaksanakan secara bertahap untuk semua wilayah. Hal itu dimulai dengan verifikasi pangkalan oleh agen elpiji dan pencatatan transaksi pembelian elpiji 3 kg oleh pangkalan dengan cara menginput/mendata nomor KTP setiap konsumen yang membeli elpiji 3 kg melalui aplikasi Merchant/MerchantApps .
Untuk Buleleng dan Kota Denpasar, program Subsidi Tepat Elpiji dilaksanakan pada 1 Juli 2023. (yad/kmb)