Tempat Parkir Baru DTW Pecatu Difungsikan

parkirku
MULAI DIFUNGSIKAN - Perluasan areal parkit di DTW Uluwatu, Pecatu, Kutsel, Badung, yang mulai difungsikan untuk kendaraan. (DenPost.id/ist)

Pecatu, DenPost.id

Perluasan areal parkir di DTW Kawasan Luar Pura Luhur Uluwatu, Pecatu, Kutsel, Badung, baru saja selesai dilakukan. Bahkan kini tempat itu difungsikan oleh pengelola setempat. Tempat parkir ini sekarang mampu menampung lebih dari 200 mobil.

Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta, Minggu (11/6/2023), mengungkapkan dengan difungsikannya areal parkir yang beralaskan batu kapur ini, maka mampu melayani wisatawan pada musim puncak liburan. Apalagi liburan kali ini datangnya berturut-turut, sehingga waktu kunjungan cukup banyak.

Pihaknya di desa adat melalui pengelola akan terus mengevaluasi agar kenyamanan wisatawan tetap terjaga. Terlebih DTW Pecatu merupakan salah satu andalan Badung.

Selain evaluasi infrastruktur, pihaknya juga akan mengevaluasi manajemen pengelolaan dan SDM. Salah satunya untuk menyikapi keluhan wisatwan tentang kenakalan monyet di Uluwatu. Karena itu, Sumerta akan minta pengelola supaya mencatat jumlah kejadian yang dialami wisatawan selama sebulan. Sedangkan selama ini belum ada pendataan dan pelaporan. “Kan tidak bisa laporan hanya aman dan lancar, tetapi harus ada catatan berapa kejadian yang dialami wisatawan akibat kenakalan monyet,” tegas Bendesa, yang juga anggota DPRD Badung ini.

Baca juga :  Dinas PUPR Ujicoba Mesin Incinerator Berbahan Bakar Gas

Selama ini yang dilakukan hanya penanganan setelah kejadian. Sedangkan pencegahan harus dicarikan solusi agar tidak menimbulkan citra buruk bagi DTW Uluwatu. Terlebih monyet-monyet ini merupakan salah satu daya tarik di DTW Uluwatu. “Pencegahan inilah yang harus kami pikirkan. Kalau banyak kasus, tentu akan berdampak pada wisatawan yang takut datang ke Uluwatu,” papar Sumerta.

Pengalaman selama ini, monyet di Uluwatu merampas kacamata wisatawan yang sangat bermanfaat untuk penglihatan mereka. Hal ini tentu sangat membuat tidak nyaman wisatawan karena tidak bisa melihat keindahan yang mereka harapkan. “Kalau yang diambil kaca untuk bergaya sih mungkin masih tidak terlalu kecewa. Tapi kalau yang diambil kacamata untuk melihat, ini pasti membuat wisatawan kecewa,” tambah Sumerta.

Baca juga :  Sampah Kiriman Kembali "Serbu" Kuta dan Petitenget

Untuk itu pihaknya harus terus melakukan evaluasi karena perkembangan pariwisata sangat dinamis. “Jadi kita tidak bisa bilang:  itu kan namanya juga monyet”. Wisatawan datang pasti ingin nyaman dan aman,” pungkasnya. (sug)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini