Megawati Saksikan  Koster dan Ganjar Pranowo Tanda Tangani Naskah Kerjasama

kosterku12
TEMU BUDAYA - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Megawati Soekarnoputri, bersama putranya, Prananda Prabowo, beserta Gubernur Bali Wayan Koster, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wagub Bali Cok Ace, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati dan Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, hadir saat Temu Budaya Jawa-Bali untuk Indonesia Raya di Prime Plaza Hotel, Sanur, Jumat (16/6) kemarin.

Sanur, DenPost.id

Presiden V Republik Indonesia, sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Megawati Soekarnoputri, bersama putranya, Prananda Prabowo, menyaksikan Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menandatangani naskah kerjasama keduanya pada Jumat (16/6/2023) di Prime Plaza Hotel, Sanur.

Penandatanganan naskah kerjasama ini dirangkaikan dengan acara Temu Budaya Jawa-Bali untuk Indonesia Raya yang juga dihadiri  Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), bupati/walikota se-Bali, rektor perguruan tinggi negeri dan swasta se-Bali, bandesa adat dan perbekel se-Bali, tokoh masyarakat, serta krama Bali dengan menggunakan busana adat.

Kehadiran Megawati Soekarnoputri bersama Prananda Prabowo, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo disambut dengan salam Pancasila serta salam nasional bangsa Indonesia, ‘’Merdeka! Merdeka! Merdeka!’’.

Gubernur Koster lalu menyambungnya dengan alunan pantun ‘’ Pulau Bali penuh anugerah. Kami hidup dalam harmoni. Acara hari ini makin meriah, Pak Ganjar Pranowo dadir di sini’’.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Koster menyampaikan terima kasih dan selamat datang kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, yang menjadi calon Presiden RI yang diusung PDI Perjuangan. Kerjasama ini memiliki tujuan utama, membangkitkan kembali hubungan kesejarahan antara Tanah Jawa dengan Bali yang secara historis terbangun sejak ribuan tahun, berkaitan dengan kebudayaan.

Menurut Gubernur Koster, hubungan kultural ini ditandai dengan: kemiripan aksara Jawa (20 huruf) dan aksara Bali (18 huruf); kemiripan wayang jawa dan wayang bali; kemiripan seni tari dan seni gamelan jawa dan bali; kemiripan dalam filosofi kehidupan; kemiripan pemahaman gunung dan laut (nyegara gunung); dan kemiripan berbagai ekspresi budaya hidup lainnya. Hal ini disebabkan memang sejak dahulu ada hubungan kultural Jawa dan Bali, berikut masa keemasan sampai berakhirnya Kerajaan Majapahit. Dimana sebagian orang Bali merupakan keturunan orang Jawa yang pindah ke Bali, dengan membawa budayanya. Ketika itulah mulai terjadi akulturasi budaya Jawa dengan budaya lokal asli Bali, yang berkontribusi terhadap peradaban kehidupan masyarakat Bali.

Baca juga :  Mobil Lapis Baja Kawal Vaksin Covid-19 Tahap II Gelombang 3

Gubernur Koster menyebutkan dalam menghadapi perkembangan zaman yang sangat dinamis di masa depan, akibat pengaruh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai-nilai kebudayaan tinggi yang dimiliki masyarakat Jawa dan Bali perlu terus dipelihara, diperkuat, dan dimajukan, agar peradaban kehidupan tetap hidup dan lestari.  ‘’Jangan sampai peradaban ini punah, karena runtuhnya peradaban akan meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Dalam konteks inilah, diperlukan langkah strategis untuk merajut kembali hubungan budaya Jawa dan budaya Bali, agar bisa bangkit kembali guna memperkokoh budaya nusantara yang berbhinneka tunggal ika. Itulah sebabnya, perlu dikembangkan dan diperkuat hubungan kerjasama antara Pemprov Bali dengan Pemprov Jateng, khusus dalam bidang kebudayaan,’’ ungkapnya.

Koster juga mengungkapkan sesungguhnya dalam praktik mulai terbangun kerjasama, antara lain Pemprov Jateng hampir setiap tahun mengirim tim kesenian sebagai peserta pada Pesta Kesenian Bali (PKB), termasuk PKB ke-45 tahun  ini. Untuk ke depan, kerjasama ini harus diperluas dan diperkuat secara berkelanjutan sepanjang zaman, sebagai wujud bhakti untuk Indonesia Raya

Pada Jumat kemarin,  menurut kearifan lokal Bali, secara kebetulan merupakan hari baik/dewasa ayu, yang ditandai pertama: semut sadulur dan pepedan artinya memiliki daya tarik kuat, diikuti banyak orang, sehingga yang datang mendekat seperti semut-semut yang beriringan; kedua: perbintangan suka pinangguh artinya menemukan kegembiraan/rasa senang.

‘’Semoga dengan kekuatan aura dan restu alam Bali, niat baik nan tulus ini, akan melancarkan dan melapangkan jalan Bapak Ganjar Pranowo menjadi Presiden Republik Indonesia pada Pilpres 2024 nanti. Astungkara, sebagai Presiden, Bapak Ganjar Pranowo, pastinya akan memiliki tugas besar dan mulia yaitu mewujudkan cita-cita kemerdekaan masyarakat adil dan makmur sesuai Pancasila serta UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, membangun peradaban nusantara yang berbhinneka, membangun negara Republik Indonesia menjadi negara maju dan kuat, serta mewujudkan negara Republik Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan sesuai Prinsip Trisakti Bung Karno, melalui Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana, sehingga mampu bersaing dalam percaturan dunia global,’’ tutur Gubernur Koster.

Baca juga :  Megawati Buka Pawai PKB Ke-45, Ditandai dengan Pemukulan ''Kempli''

Dia mengajak seluruh komponen masyarakat Bali secara bersama-sama untuk mendoakan dan mendukung  Ganjar Pranowo. “Selamat kepada bapak Ganjar Pranowo,” tambah Murdaning Jagat Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini, sambil menutup sambutannya dengan pantun ‘’Gunung Agung terfoto tinggi ke angkasa raya. Terdengar kidung kuno, mengalun menyentuh jiwa raga. Bung Karno pendiri Indonesia Merdeka, bersama Ganjar Pranowo bangun Indonesia Raya’’.

Sedangkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyampaikan Bali menjadi daya tarik semua orang, karena budayanya yang begitu kuat. Menurut sejarawan India, Ramesh Candra Majumdar, bahwa menghadapi gempuran budaya asing, Bali harus diakui menjadi benteng terakhir budaya dan peradaban Indo-Jawa.   ‘’Karena itu, kami di Jawa Tengah mencoba kembali untuk membangkitkan identitas budaya Jawa, dan Solo menjadi episentrum budaya yang masih bisa mengelola kebudayaannya dengan baik. Kami juga mulai mengembangkan kembali pakian adat, serta kebudayaan lain, apalagi kami memiliki beranekaragam bahasa daerah yang berbeda,’’ tegasnya.

Dengan suasana yang penuh keharmonisan serta diiringi spirit membangun bangsa dan negara Indonesia, Ganjar Pranowo menceritakan bahwa dia pernah ditegur oleh Gubernur Koster terkait pelestarian kain tenun tradisional. “Saya sempat dimarahi Pak Gubernur Wayan Koster. Katanya Jawa Tengah jangan kirim lurik (kain tradisional Jawa) ke Bali agar tidak menggerus endek bali,” ujar Ganjar seraya menyambut baik inisiatif Gubernur Koster dan bersekapat secara bersama–sama melestarikan kain tenun tradisional di daerah masing – masing.

Baca juga :  Belasan Pemudik Nekat Labrak Larangan, Juga Tak Bawa Suket Uji Cepat

Penandatanganan naskah kerjasama antara Gubernur Bali dengan Gubernur Jawa Tengah, menurut  Ganjar Pranowo, memiliki manfaat untuk rakyat, bangsa dan negara Indonesia. Bahkan dalam sejarah Jawa dan Bali, ternyata pulau ini memiliki sejarah yang panjang, dimulai dari Kerajaan Medang berlanjut ke Kerajaan Majapahit, hingga sejarah yang panjang ini menyebabkan terjadinya proses akulturasi yang kuat, baik itu agama, seni dan budaya, maupun kepemimpinan yang dikenal dengan konsep kepemimpinan Asta Brata. “Jadi, kerjasama ini akan mewarisi kebudayaan leluhur kita ke anak–cucu,” pungkasnya.

Usai menandatangani naskah kerjasama, Ganjar Pranowo memberikan Gubernur koster cenderamata berupa wayang Gatotkaca. Kemudian Gubernur Koster menyerahkan cenderamata berupa wayang Kayon yang diiringi pementasan tari Jawa klasik berupa tari Gambyong, lalu disambut dengan tari khas dari Buleleng, yaitu tari Trunajaya yang menggambarkan perilaku seorang remaja yang enerjik.

Pada  akhir acara, Megawati Soekarnoputri didampingi Prananda Prabowo bersama Gubernur Koster mengapresiasi penabuh gamelan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Bali yang menabuh gamelan tari Trunajaya. Bahkan, para penabuh dibuat bangga atas semangat Megawati Soekarnoputri yang memompa spirit mereka agar lebih enerjik saat menabuh gamelan. Applause (tepuk tangan) kemudian diberikan ke Ketua Umum PDI Perjuangan ini, saat Megawati Soekarnoputri menabuh kendang yang diiringi dengan alunan yang membangkitkan semangat para penabuh di hadapan peserta Temu Budaya Jawa-Bali untuk Indonesia Raya  tersebut. (dwa)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini