Bangli, DENPOST.id
Mulai merebaknya kasus gigitan anjing yang terinfeksi rabies di Bangli, menjadi atensi jajaran parlemen Bangli. Di mana dewan mengharapkan program vaksinasi pencegahan rabies bagj hewan penular rabies (HPR) seperti anjing dan kucing bisa dilakukan secara berkesinambungan. Seperti yang disampaikan Wakil Ketua DPRD Bangli, I Komang Carles.
Wakil rakyat asal Batur ini menyampaikan, meningkatnya kasus gigitan anjing rabies sejak beberapa pekan terakhir diduga karena kelengahan saat kasus tidak ada. Padahal, lanjutnya, kasus rabies sudah muncul sejak lama. Untuk itu, pihaknya meminta agar Pemkab Bangli melakukan upaya pencegahan dan vaksinasi secara berkesinambungan. “Ini mungkin kelemahan kita semua, karena tidak konsistennya melakukan vaksinasi. Mungkin bisa dianggap karena lama tidak ada kasus, sehingga tidak akan muncul lagi rabies. Intinya kita lengah. Padahal semestinya vaksinasi dilakukan kontinyu, misalnya sebulan sekali,” kata Carles, Rabu (21/6/2023).
Terkait anggaran, kalangan Dewan Bangli telah menyatakan komitmennya untuk mendukung sejak lama. “Jika memang ada kendala kurang anggaran, bisa menggunakan anggaran bencana. Jika memang itu dianggap bencana, bisa dilakukan pengadaan vaksin,” ujarnya. Kata dia, bisa juga dengan menggunakan anggaran perubahan mendahului jika sifatnya mendesak. Apalagi dari kasus gigitan kemarin yang di Batur terindikasi positif rabies.
Menurut Carles, pascaadanya kasus gigitan, langkah-langkah sudah dipenuhi seperti pihak desa bersurat kepada daerah memohon dilakukan vaksin hewan peliharaan. Selain itu, pihak desa juga telah mengimbau masyarakat untuk menjaga anjing peliharaanya dengan baik dan benar. “Langkah desa dan daerah jika saya amati sudah melakukan langkah cepat dan tepat. Hanya saja, vaksinasi harus dilakukan berkesinambungan. Apalagi anggarannya rasanya setiap tahun ada,” tegasnya lagi.
Untuk itu, pihaknya pun mendorong pemerintah daerah hingga desa untuk bersama-sama konsisten dan lebih komit dalam mencegah penyebarluasan rabies agar tidak kembali muncul. Sebab, dikhawatirkan selain bisa memakan korban jiwa, rabies juga bisa mempengaruhi perekonomian khususnya para pemuliabiakan anjing Kintamani dan sektor pariwisata. Dalam hal ini, pihaknya juga mengimbau peran serta masyarakat yang memelihara anjing untuk merawat peliharannya dengan baik. (c/128)