Kuta, DENPOST.id
Sejak beberapa hari hingga Minggu (2/7/2023), hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Bali, masih terjadi. Padahal secara klimatologis, wilayah Bali sudah memasuki musim kemarau.
Menurut Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III, Cahyo Nugroho, kejadian hujan ringan hingga sedang di wilayah Bali disebabkan faktor meteorologis, seperti terdapat pola pertemuan angin (konfluensi) di Samudera Hindia selatan Bali – NTB.
Hal tersebut, mendukung pertumbuhan awan – awan hujan di wilayah Bali. Selain itu, intrusi udara kering dari BBS mampu mengangkat massa udara di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab termasuk di wilayah Bali.
Faktor lain yang juga menjadi penyebab, yakni massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 700 mb (3.000 m), serta suhu muka laut di sekitar wilayah Bali berkisar antara 26 – 30°C. Sedangkan untuk kondisi cuaca umum saat ini, diprediksi hujan ringan hingga sedang di wilayah Bali bagian barat, tengah, selatan dan timur.
Sedangkan suhu udara berkisar antara 22 – 31 °C, dengan kelembaban udara berkisar antara 65 – 95 %. “Angin umumnya bertiup dari arah Tenggara – Selatan, dengan kecepatan berkisar antara 4 – 34 km/jam. Tinggi gelombang laut di perairan utara Bali berkisar antara 0.25 – 1.5 meter, di perairan selatan Bali berkisar
antara 1 – 3 meter, di Selat Bali berkisar antara 1 – 2.5 meter dan di Selat Lombok berkisar antara 1 – 2.5 meter,” kata Cahyo Nugroho, via rilis BMKG.
Bagaimana dengan prospek cuaca ke depan? Menurut Cahyo, prospek cuaca untuk 3 dan 4 Juli 2023, secara umum berawan dan masih berpotensi hujan ringan hingga sedang di Wilayah Bali bagian barat, tengah, selatan dan timur. Sedangkan pada, 5 sampai 7 Juli 2023, berpotensi hujan ringan – sedang di wilayah Bali bagian
barat, tengah, selatan dan timur.
Pihaknya meminta masyarakat waspada potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Bali bagian barat, tengah, selatan dan timur. Termasuk tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2.0 meter atau lebih di Selat Bali, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan dan Samudera Hindia Selatan Bali.
Selain itu, kepada masyarakat juga diimbau agar selalu waspada dan hati hati terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin dapat terjadi, serta waspada terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem, seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat/petir.
Selain itu, masyarakat umum, nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari juga diminta mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan selatan Bali. (113)