Cok Raka Darmawan Buka FGD Bidang Pendidikan di Badung

picsart 23 07 10 19 58 51 651
BUKA FGD - Asisten Administrasi Cok Raka Darmawan, saat membuka FGD Bidang Pendidikan di Badung, di Ruang Rapat Kriya Gosana Puspem Badung, Senin (10/7/2023).

Mangupura, DENPOST.id

Asisten Administrasi Sekda Kabupaten Badung, Cok Raka Darmawan mewakili Sekretaris Daerah Badung, membuka Focus Group Discussion (FGD) di Ruang Rapat Kriya Gosana Puspem Badung, Senin (10/7/2023). FGD ini, mengusung tema “Pembangunan Bidang Pendidikan yang Adaptif dengan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) Kabupaten Badung yang Unggul dan Berdaya Saing”.

Turut hadir Asisten Pemerintahan dan Kesra Nyoman Sujendra; Rektor Undiksha, Prof. Wayan Lasmawan; Kepala Dinas Pendidikan Badung, Gusti Made Dwipayana; Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Badung, Wayan Kristiani; Kadis Kominfo Gusti Ngurah Jaya Saputra, perwakilan OPD terkait lingkup Pemda Badung, tim Perumus Kebijakan Badan Riset dan Inovasi Daerah Badung, dan Ketua PGRI Kabupaten Badung.

FGD ini juga dihadiri narasumber dari Rektor Undiksha, Prof. Wayan Lasmawan untuk berdiskusi merumuskan kebijakan ke depan terutama Badung saat ini yang belum memiliki Rencana Induk Pembangunan Pendidikan (RIPP) 25 tahun ke depan. Diharapkan dari hasil diskusi ini, bisa merumuskan sebuah kebijakan dan rekomendasi kepada pimpinan untuk kedepannya. Badung memiliki RIPP untuk menjadi panduan pemangku kepentingan siapa yang memimpin Badung, sudah memiliki blue print tentang mau dibawa kemana arah pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan dasar di Badung yang dimulai dari PAUD, TK, SD dan SMP.

Cok Raka Darmawan dalam sambutannya mengatakan FGD yang diinisiasi Badan Riset dan Inovasi Kabupaten Badung ini mengambil tema “Pembangunan Bidang Pendidikan yang Adaptif dengan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk membentuk SDM Kabupaten Badung yang Unggul dan Berdaya Saing” tentang bagaimana meningkatkan SDM di Kabupaten Badung, khususnya di pendidikan dasar untuk menuju kualitas yang lebih baik dan berdaya saing. “Sesuai dengan kewenangan kabupaten adalah pendidikan dasar PAUD, TK, SD dan SMP. Untuk pembangunan pendidikan di tingkat dasar ini banyak faktor yang mempengaruhi dari semua faktor itu. Ini yang didiskusikan untuk bisa dikembangkan dari masing-masing sektor ini, misalnya dari sarana dan prasarananya, mutu tenaga pendidiknya atau gurunya dan yang lainnya,” ucapnya.

Baca juga :  Distan Buleleng Siapkan Dokter Hewan Layani Vaksin Rabies 24 Jam

Sementara Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Badung, Wayan Suambara mengatakan terkait dengan inovasi yang perlu dilakukan Badung dalam meningkatkan mutu pendidikan tentunya perlu dipahami terlebih dahulu bahwa Pemkab Badung punya orientasi dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Kabupaten Badung.

Dikatakan dia, generasi muda yang akan datang akan menghadapi sejumlah tantangan dan persoalan dinamika yang demikian tinggi, baik dari segi kemajuan teknologi, perubahan pola pikir dan perubahan perilaku. Hal ini tentu mesti disikapi jangan sampai mereka berada pada jalur yang salah yang tidak produktif. Untuk kemajuan masyarakat Badung, Brida berpandangan pembangunan pendidikan di Badung ini mesti diarahkan untuk tahu kemana arah pendidikan di Badung, serta perlu adanya rencana induk pembangunan pendidikan di Badung.

Baca juga :  Brand Finance Nobatkan BRI Sebagai Brand Paling Bernilai di Indonesia

“Kita mau bawa kemana pendidikan Badung ini. Inilah yang perlu kita diskusikan secara mendalam yang kemudian kita tuangkan ke dalam satu dokumen yang harus dilakukan secara konsisten oleh semua pihak, tidak hanya oleh kepala daerah, tidak hanya oleh Kepala Dinas Pendidikan, tapi stakeholder dan para orang tua anak didik juga harus tahu karena mereka bagian dari pihak-pihak yang akan mengarahkan kemana arah pendidikan dari anak-anak kita. Nah, itu orientasi kami ke depan sehingga dengan demikian dengan potensi yang dimiliki Badung dalam segala hal harusnya Badung bisa melakukan hal itu,” ujarnya.

Baca juga :  Sabtu Malam, Lampu Bandara Padam Sejam

Lebih lanjut dikatakan dia, terkait dengan usulan ke depan kalau guru – guru di Badung harus bisa setara S3, secara pribadi setuju bila perlu dibuatkan suatu mekanisme dan regulasi, serta guru-guru disekolahkan. “Bagaimana kita membuat orang menjadi pintar kalau yang mendapat tugas membuat menjadi pintar tidak pintar, kira-kira ilustrasinya seperti itu. Sangat setuju dari S2, S3. Sedangkan di jabatan struktural atau dosen kan sudah mulai seperti itu, bahkan S1 sudah tidak bisa menjadi dosen lagi dan kembali menjadi administrasi, dan S2 hanya jadi asisten. Nah ini salah satu yang dijadikan instrumen yang bisa digunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas manusia kita,” imbuhnya, seraya mengatakan poin penting yang didapat dari pelaksanaan FGD, di antaranya pertama sepakat pendidikan di Badung harus berorientasi menjawab tantangan global dan teknologi, kedua harus ada kesepakatan bahwa keinginan untuk menjadikan dunia pendidikan di Badung menjadikan yang lebih baik, serta ketiga perlu ada keseimbangan antara infrastruktur dengan suprastruktur. (a/115)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini