
Negara, DENPOST.id
Fasilitas publik taman bermain anak yang ada di halaman belakang Gedung Kesenian Bung Karno (GKBK) yang disedikan Pemerintah Jembrana, mengalami kerusakan. Padahal taman bermain anak-anak tersebut, diresmikan Bupati Jembrana pada, 26 Februari 2023.
Alat bermain tersebut, hanya bertahan 5 bulan. Beberapa alat bermain, seperti perosotan, ayunan double dan pegangan perosotan rusak. Bahkan alas perosotan juga sudah berlubang dan ayunan double patah.
Pendeknya umur alat tersebut yang diperuntukkan untuk anak-anak juga dimanfaatkan orang dewasa. Kendati pihak pemerintah sudah pasang papan peringatan terkait usia dan maksimal berat, hal tersebut tidak dihiraukan, baik orang tua anak maupun orang dewasa yang berkunjung di tempat tersebut.
De Anok, salah seorang pekerja yang memperbaiki taman bermain, Senin (24/7/2023), mengatakan peralatan di taman bermain memang banyak yang rusak, seperti pegangan perosotan yang terbuat dari besi patah. Demikian juga ayunan double pegangan tempat duduknya patah, alas kaki ayunan tersebut melengkung dan juga alas perosotan bolong.
Menurut dia, kebanyakan ada orang dewasa yang ikut naik ke ayunan double, sehingga besi pegangan tempat duduk patah. “Tidak mungkin anak-anak yang usianya 1 sampai 10 tahun menyebabkan kerusakan, apalagi sudah ada papan peringatan. Beban hanya maksimal 75 kilo,” ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana, Dewa Gede Ary Candra Wisnawa dikonfirmasi mengatakan terkait kerusakan tersebut, pihaknya sudah mulai melakukan perbaikan. “Kerusakan sedang diperbaiki. Intensitas pemakaian cukup tinggi, banyak orang tua mengajak anaknya bermain di sana,” jelasnya.
Dikatakan pihaknya sudah memasang papan peringatan usia dan maksimal berat, tapi masih saja ada orang tua yang ikut duduk di fasilitas bermain.
Ke depan pihaknya akan memberikan imbaun secara persuaif dengan memasang pengumuman terkait jam operasi taman bermain tersebut, yang direncanakan ke depannya dibuka mulai pukul 07.30 Wita sampai pukul 19.00 Wita.
“Sebelum digembok, kita melakukan edukasi terlebih dahulu, kalau pun itu tidak berhasil baru kita akan gembok pintu masuk dan pintu keluar,” tegasnya. (120)