Jaga Eksistensi, Media Arus Utama Harus Lakukan Adaptasi Teknologi

picsart 23 08 10 12 49 38 656
DIALOG - Suasana Dialog Nasional dan Rapat Kerja Nasional dengan tema "Transformasi Industri Media untuk Bangkit Bersama", Kamis (10/8/2023) di Hotel Harris Convention Denpasar.

Denpasar, DENPOST.id

Transformasi digital menjadi tantangan besar bagi media-media arus utama. Agar bisa eksistensi, Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, mengatakan, media harus beradaptasi dengan teknologi. Dengan catatan, media tetap menghasilkan karya jurnalistik berkualitas, sehat, sekaligus bertanggung jawab.

“Peralihan dari cetak ke digital ini merupakan inovasi. Media-media perlu melakukan inovasi lainnya, supaya menghasilkan keunikan sehingga media memiliki nilai lebih. Mengapa harus berinovasi? Karena tsunami berita yang begitu besar, ditambah perilaku pembaca yang memiliki respons beragam, karenanya media arus utama harus mengutamakan berita berkualitas,” paparnya, saat memberikan sambutan serangkaian HUT ke-77 Serikat Perusahaan Pers (SPS), di Hotel Harris Convention, Denpasar, Kamis (10/8/2023).

Lebih lanjut dikatakan, kepercayaan masyarakat terhadap media arus utama mesti dipertahankan, dengan menyajikan berita-berita yang sesuai fakta. “Informasi-informasi yang tersebar di platform digital, terutama media sosial cenderung mengejar kecepatan, sensasi bahkan memutarbalikkan fakta. Di sinilah peran media arus utama untuk menyajikan berita-berita berkualitas sesuai kode etik jurnalistik. Di samping itu, mendapatkan informasi yang benar dan sesuai fakta adalah juga hak masyarakat,” katanya.

Perusahaan pers juga diharapkan tidak hanya menyampaikan berita-berita akurat, tapi juga bisa menjadi media pendidik bagi pembaca.
“Sekali lagi, perusahaan pers harus kerja kolaboratif, berinvestasi pada teknologi dan SDM, mengembangkan inovasi bisnis dan diversifikasi reveneu.
Insan pers juga harus konsisten menghasilkan karya jurnalistik berkualitas termasuk untuk menangkal mis-informasi, dis-informasi dan mal-informasi,” tandasnya.

Baca juga :  Lagi, Satpol PP Denpasar Amankan Pengamen

Sementara itu, Ketua Umum SPS, Januar P. Ruswita, menyebut, berkembangpesatnya platform digital global 10 tahun terakhir ini, telah membuat kualitas produk jurnalistik terdegradasi. Bahkan dingkapkannya, tidak sedikit media yang sudah tutup operasi karena tidak mampu bertahan.

Sementara perkembangan teknologi digital mendorong kemunculan media-media baru, seperti media online dan media sosial. Kehadiran media baru ini merubah skema produksi media, skema diskusi, dan konsumsi berita dan informasi. “Bahkan, merubah model bisnis dari industri media sendiri. Semua skema operasional dan model bisnis media tersebut, terhubung dengan ekosistem yang saat ini masih sangat tergantung pada keberadaan platform-platform digital global.
Jadi, boleh dikatakan kalau bahasa bagusnya mendegradasikan diri dalam produk kualitas jurnalistiknya. Jurnalisme sebagai industri media sedang terancam. Bahkan, tidak menutup kemungkinan mengancam misi suci pers dalam membangun karakter bangsa,” imbuhnya.

Baca juga :  Penertiban Baliho Tak Tebang Pilih

Dari kondisi industri pers tersebut, SPS dalam peringatan HUT ke-77 ini, mengangkat tema “Transformasi Bisnis Media untuk Bangkit Bersama”. Dengan harapan transformasi dan kolaborasi akan menjadi jawaban bagi kebangkitan bagi industri pers nasional. “HUT ini menjadi momentum bagi perusahaan pers untuk duduk bersama dengan para pemangku kepentingan,” tutupnya.

Peringatan HUT SPS juga diisi dengan Dialog Nasional dan Rapat Kerja Nasional dengan tema “Transformasi Industri Media untuk Bangkit Bersama”. (111)

Baca juga :  Sosialisasikan TNKB Anggota DPR RI, MKD Bantah Untuk Gaya-gayaan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini