
Nusa Dua, DENPOST.id
Setelah sukses menggelar event International KTT G20, Provinsi Bali kembali diipercaya menjadi tempat pelaksanaa KTT Negara Pulau dan Kepulauan atau Archipelagic and Island State (AIS) yang akan digelar pada, 11 Oktober 2023.
Pertemuan ini akan membahas masalah kelautan yang dihadapi negara kepulauan peserta KTT.
Hal itu, diungkapkan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong, di sela-sela media briefing terkait KTT AIS, dan Forum Air Dunia (WWF) di BNDCC Nusa Dua, Rabu (9/8/2023).
Menurut Usman, hingga saat ini sudah ada 13 kepala negara yang dipastikan akan hadir dalam KTT AIS. Dia berharap jumlah ini akan bertambah menjelang pelaksanaan.
Lebih jauh Usman menjelaskan selain dihadiri delegasi yang merupakan anggota AIS yang berjumlah 51 negara, event ini
juga diperkirakan akan dihadiri sekitar 500-1.000 wartawan, baik dari dalam dan luar negeri.
Dia juga menjelaskan dalam pertemuan ini nantinya ada 4 isu penting yang akan menjadi perhatian, di antaranya mitigasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut dan tata kelola maritim.
“Jadi, ini bukan hanya pertemuan tapi mencari solusi konkrit melalui aksi terhadap permasalahan yang terjadi di laut,” tegasnya.
Sementara Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sora Lokita yang hadir secara online menambahkan terbentuknya AIS merupakan inisiatif dari Indonesia. Forum ini berdiri pada tahun 2017. Adapun tujuannya adalah sebagai negara kepulauan terbesar di dunia Indonesia ingin berkontribusi dalam menghadapi masalah yang dihadapi negara pulau dan kepulauan.
Sebab negara anggota AIS ini, diyakini menghadapi tantangan yang sama sebagai sebuah negara kepulauan. Selain 4 isu utama yang menjadi pembahasan nanti, juga ada tantangan lain yang dihadapi sebagai negara maritim. Seperti ekonomi biru melalui pemberdayan masyarakat pesisir, hubungan perairan antarnegara, serta masalah lainnya. (113)