‘’Makingsan di Gni’’, Putra Disel Astawa Minta Peralatan Layang-Layang

siram
‘’NYIRAMIN’’ - Suasana saat prosesi “nyiramin” almarhum I Ketut GK di rumah duka di rumah duka di depan DTW Garuda Wisnu Kencan (GWK), Ungasan, Kutsel, Badung, Senin (14/8/2023). (DenPost.id/sugiadnyana)

Ungasan, DenPost.id

Penguburan atau prosesi makingsan di gni I Ketut GK atau Tut De (13), putra Bendesa Adat Ungasan I Wayan Disel Astawa, Senin (14/8/2023), dipadati pelayat. Warga yang datang untuk mendoakan kepergian almarhum dan menyampaikan dukacita terpantau ramai di rumah duka di depan DTW Garuda Wisnu Kencan (GWK), Ungasan, Kutsel, Badung, sejak pagi.

Selain  masyarakat umum yang merupakan teman almarhum maupun kerabat keluarga, tampak juga pejabat dan mantan pejabat yang hadir melayat ke rumah suka. Mereka di antaranya Wabup Badung Ketut Suiasa; mantan Sekda Badung Made Subawa; mantan Kadisparda Badung Wayan Subawa; serta mantan Wabug Bali Ketut Sudikerta. Banyaknya pelayat yang datang silih-berganti  membuat sebagian warga ada yang mengambil tempat di areal parkir di dekat lapangan futsal di sisi barat rumah duka.

Bendesa Adat Ungasan, Wayan Disel Astawa, terlihat berusaha tegar menghadapi cobaan berat yang dihadapinya. Dengan wajah kelelahan, anggota DPRD Provinsi Bali ini tetap menyapa satu per satu pejabat dan mantan pejabat serta handai-taulan dan masyarakat, yang datang untuk mendoakan putra tercinta untuk terakhir kalinya.

Dia menyampaikan terimakasih kepada sahabat dan semua pihak yang membantu seluruh prosesi dari awal putranya mengalami kecelakaan hingga upacara makingsan di gni tersebut.

Baca juga :  Mantan Dirut PDAM Badung dan Mantan Rektor Unud Meninggal Dunia

Dijelaskannya prosesi yang dilakukan untuk putra tercintanya tersebut adalah sementara yakni makingsan di gni. Sebelumnya juga dilaksnakaan upacara maotonan yang dilanjutkan dengan upacara matatah atau potong gigi. “Yang seharusnya dilakukan pada Oktober nanti kalau anak kami (almarhum) tidak meninggal dunia,” ujar Disel Astawa.

Pada bulan tersebut, pihaknya juga akan melaksanakan upacara pitra yadnya yang puncaknya pada 19 September 2023.

Acara didahului dengan upacara ngulapin pada 16 September di kuburan dan pempatan serta pada 17 Spetember dilakukan ngaskara. “Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh sahahat, teman, dan kawan saya, serta handai-taulan yang ikut berpartisipasi dari awal kecelakaan anak kami sampai hari ini (Senin kemarin), berjalan dengan baik. Seperti teman-teman di Fraksi DPRD Bali yang hadir semua, teman-temannya (almarhum) di sekolah Widiatmika dan Taman Rama juga hadir untuk mendoakan mulai penyiraman hingga prosesi di kuburan sehingga anak saya mendapat tempat yang layak sesuai apa yang dilakukannya semasa masih hidup,” papar Disel Astawa.

Baca juga :  Trek-trekan, Sembilan Remaja Diamankan Polsek Sukawati

Dia juga meminta maaf seandainya ada kesalahan yang dilakukan sang anak semasa hidupnya.

Ditanya mengenai layangan yang diterbangkan saat prosesi makingsan di gni tersebut, Disel menjelaskan sesuai permintaan terakhir atau keinginan alamarhum yang belum terpenuhi. Sesuai kepercayaan Hindu, sebelum dilaksanakan penguburan, pihaknya nunas baos atau bertanya ke orang pintar tentang permintaan almarhum. Mengingat almarhum sangat suka dengan layanan, maka seluruh perlengkapan membuat layangan yang telah dia beli, termasuk layangannya, mesti dibawa saat dia dikubur. “Anak kami sangat suka layangan. Sebenarnya saat terjadi kecelakaan, dia hendak menerbangkan layangan. Namun entah kenapa, tiba-tiba dia ingin mandi di Pantai Melasti sehingga terkena musibah kecelakaan,” ungkap Disel.

Baca juga :  Patungan Beli Ganja, Lima Mahasiswa Diciduk

Untuk memenuhi keinganan almarhum, maka semua peralatan layang-layang yang dibeli dan layangannya disertakan dalam prosesi tersebut. “Sebenarnya dia sudah mendaftar untuk ikut di lima lomba layang-layang. Namun karena kondisinya seperti ini, maka kami belikan dan bawakan peralatan layang-layangnya,” tegas Disel.

Dia juga menyampaikan terima kasih kepada krama (warga) dari lima banjar di Ungasan Krama Paibon, Disel Familly, serta masyarakat lain.

Untuk diketahui, I Ketut GK atau Tut De meninggal dunia akibat terlibat kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di Jalan Pura Pengulapan, Ungasan, Kutsel, Badung, Sabtu (12/8/2023) sore. Saat kejadian, I Ketuk GK yang mengendarai Honda Scoopy ini terlindas truk yang mengangkut air.

Sopir truk yang melindas korban adalah Domianus R.Mone (33), asal Manu Bani, Sumba Barat, NTT. Dia sempat melarikan diri, namun akhirnya menyerahkan diri ke Polsek Kutsel. Dia lalu diamankan di Polresta Denpasar. (sug)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini