
Singaraja, DenPost.id
Gubernur Bali Wayan Koster disambut antusias oleh para guru dan siswa SMA Negeri 1 Singaraja pada Senin (21/8/2023) dalam acara Gubernur Bali Menyapa. Kehadiran Gubernur Koster didampingi Pj.Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana; Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali IGN Boy Jaya Wibawa; dan Kepala SMAN 1 Singaraja Made Sri Astiti.
Setibanya di halaman SMA Negeri 1 Singaraja, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini langsung dikerumuni para siswa untuk berswafoto. Kehadiran Wayan Koster dalam Gubernur Bali Menyapa ini, membuat para siswa yang hadir dari SMA dan SMK di Buleleng terinspirasi dan kagum atas daya juang Gubernur yang memiliki visi pembangunan ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
Para siswa terenyuh mendengar cerita Gubernur Koster, yang semasa hidupnya waktu kecil, berada dalam garis kemiskinan di Desa Sembiran, Buleleng. Namun kondisi kurang mampu ini, tidak membuat mentalnya pupus, tetapi Wayan Koster berhasil menunjukkan diri sebagai generasi yang ulet, cerdas, dan aktif berorganisasi. Setelah menempuh pendidikan SD hingga menempuh pendidikan di SMP Bhaktiyasa, Singaraja, Wayan Koster mampu berpendidikan di SMA Negeri, Singaraja (yang sekarang bernama SMAN 1 Singaraja). Di sekolah tertua di Bali yang dibangun sejak sebelum masa kemerdekaan Republik Indonesia ini, Wayan Koster punya banyak kenangan hidup. Selain dikenal sebagai siswa yang jago matematika dan selalu mendapat juara di jurusan IPA SMA Negeri Singaraja, dia juga aktif berorganisasi sebagai OSIS, aktif magambel, sampai–sampai para temannya selalu memilih Wayan Koster untuk menjadi ketua kelas.
Dengan kecerdasan dan pengetahuannya yang mempuni di ilmu matematika, fisika, dan biologi, Wayan Koster di hadapan ribuan para siswa yang hadir di acara Gubernur Bali Menyapa ini mendapat apresiasi tepuk tangan, karena setelah lulus di SMA Negeri Singaraja, ia berhasil diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) ternama di Indonesia yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus tahun 1987 dengan gelar sarjana matematika serta diterima bekerja di dunia pemerintahan sebagai tenaga honorer. Dia kemudian diangkat menjadi PNS di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Setelah berkiprah di dunia pemerintahan, Wayan Koster menceritakan kisah hidupnya dengan berani mengambil keputusan mundur menjadi PNS untuk memulai karier di dunia politik menjadi kader PDI Perjuangan. Tahun 2004, dia maju hingga lolos menjadi anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan di Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata, dan olahraga. Pertama kali menjadi anggota DPR RI, Wayan Koster mendapat pujian dan ucapan terima kasih dari seluruh guru, karena mantan aktivis mahasiswa ini berhasil memperjuangkan lahirnya UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Berkat perjuangan Koster pula, para guru sekarang memiliki tunjangan profesi satu kali gaji pokok, dan guru besar mendapat tunjangan profesi satu kali gaji pokok serta dua kali tunjungan kehormatan dari gaji pokok. Harapannya, para guru dan dosen mampu menciptakan generasi bangsa yang cerdas, berbudi pekerti luhur, dan berbakti kepada bangsa dan negara Indonesia.
Karier Wayan Koster menjadi anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan kembali berlanjut pada Pemilu 2009 dengan meraih 185.901 suara dan terpilih kembali untuk masa jabatan ketiga di DPR RI tahun 2014 dengan memenangkan 260.342 suara. Dia tercatat dalam sejarah politik sebagai satu–satunya anggota DPR RI dari Bali yang berhasil meraih suara terbanyak nomor satu di Pulau Dewata dan terbanyak ketiga secara nasional. Atas prestasi yang diraih, Wayan Koster mendapat tugas dari PDI Perjuangan menjadi Gubernur Bali tahun 2018. Dia didampingi Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace).
Kepemimpinan Wayan Koster sebagai Gubernur Bali mendapat apresiasi dari para guru dan siswa di Kabupaten Bulelen. Dia dinyatakan tidak saja berhasil menguatkan desa adat, melakukan pemajuan kebudayaan, dan meningkatkan pendidikan di Bali, namun alumni SMA Negeri Singaraja ini juga mampu mewujudkan pembangunan di Buleleng. Pembangunan itu adalah jalan shortcut Singaraja – Mengwitani, Badung; Bendungan Danu Kerthi di Kecamatan Sawan, Buleleng; dan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali di Kecamatan Sukasada, Buleleng. Selain itu, Gubernur Koster tmengeluarkan kebijakan pembangunan di Provinsi Bali di antaranya pelindungan kawasan suci Besakih, kawasan Pusat Kebudayaan Bali, pelabuhan segitiga Sanur – Sampalan – Bias Munjul, Tol Jagat Kerthi Bali, Bali Maritime Tourism Hub, hingga pembangunan Bendungan Sidan.
Pada akhir sambutannya, Gubernur Koster mengingatkan seluruh guru dan siswa yang hadir agar menjalankan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125, yang salah satunya melestarikan tatanan Keluarga Berencana (KB) Bali dengan empat anak, yaitu anak pertama bernama Putu, Wayan, Gede; anak kedua bernama Made, Kadek, Nengah; anak ketiga bernama Nyoman dan Komang; dan anak keempat bernama Ketut, tetap ada atau tidak punah. Dengan empat anak ini bisa berperan dalam pelestarian adat istiadat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal Bali, agar Bali tetap eksis, survive, berdaya saing, dan tangguh secara berkelanjutan sepanjang zaman.
Kepala SMAN 1 Singaraja Made Sri Astiti mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Koster yang menyempatkan waktu hadir memotivasi siswa–siswi SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng untuk belajar lebih tekun dalam rangka menyiapkan diri menghadapi persaingan dunia. ‘’Kehadiran Bapak Gubernur Bali sangat menginspirasi kami semua untuk memotivasi para siswa belajar lebih giat, dengan memberi para siswa kuis matematika hingga kuis program Pemprov Bali. Programnya sangat dirasakan oleh kami semua, termasuk di dunia pendidikan. Untuk bidang pendidikan, Bapak Gubernur Bali Wayan Koster memfasilitasi siswa se-Bali, termasuk siswa SMAN 1 Singaraja, mendapat Beasiswa Indonesia Maju Afirmasi. Tahun pertama berjalan, siswa SMAN 1 Singaraja ada yang diterima kuliah di China, tahun kedua per 31 Agustus 2023 diterima kuliah di Australia, dan tahun ketiga sedang dikarantina untuk bersiap kuliah di Amerika Serikat,’’ tegas Made Sri Astiti. (dwa)