
Negara, DENPOST.id
Kekeringan akibat dampak El Nino terjadi di Jembrana. Sejumlah wilayah sudah mengalami kekeringan tersebut sejak beberapa pekan terakhir.
Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana kembali melakukan pendataan wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan akibay El Nino sejak Rabu (23/8/2023).
Dari empat kecamatan yang sudah didata, sedikitnya ada 38 banjar/lingkungan di delapan desa dan dua kelurahan yang berpotensi. Kemudian ada belasan ribu KK warga setempat yang terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, saat dimintai konfirmasi, Kamis (24/8/2023) mengatakan, dua kecamatan yang sudah terdata adalah Kecamatan Melaya dan Negara. Rinciannya, di Kecamatan Melaya ada dua desa yakni 7 banjar di Desa Tukadaya dan 5 banjar di Desa Manistutu.
“Rata-rata wilayah ini mengalami debit air yang menurun dan sebagian besar tak memiliki bak penampungan air induk.
Sementara di Kecamatan Negara tercatat ada 6 banjar di Desa Berangbang dan 2 lingkungan di Kelurahan Baler Bale Agung. Pemicunya hampir sama yakni mengalami debit air yang menurun dan tidak punya bak penampungan air,” ungkap Artana Putra.
Di Kecamatan Jembrana, tercatat ada satu kelurahan dan dua desa yang berpotensi. Rinciannya tiga lingkungan di Kelurahan Pendem, tiga banjar di Desa Batuagung, serta dua banjar di Desa Dangin Tukadaya.
Di Kecamatan Mendoyo, sedikitnya ada tiga desa yang berpotensi mengalami kekeringan dampak El Nino. Rinciannya, dua banjar di Desa Mendoyo Dauh Tukad, serta masing-masing 4 banjar di Desa Pohsanten dan Desa Pergung. Secara umum karena wilayah tersebut mengalami penurunan debit air.
Menurut Agus Artana Putra, hingga saat ini sudah empat kecamatan yang dilakukan pendataan. Sisanya, satu kecamatan lagi masih berproses. “Mungkin besok sudah klop datanya,” katanya.
Agus Artana juga mengatakan, secara umum pendataan ini hampir sama dengan yang sebelumnya. Namun, saat ini karena ada fenomena El Nino yang menyebabkan perubahan pola cuaca secara global sehingga didata ulang.
Ternyata, dari empat kecamatan ada delapan desa dan dua kelurahan yang berpotensi mengalami kekeringan. “Rata-rata mengalami debit air menurun serta sebagian besar tak memiliki bak penampungan air. Kami data lagi untuk mengetahui kondisi riil saat ini,” paparnya.
Sementara terkait upaya penanganan atau solusi untuk ribuan KK yang terancam terdampak kondisi ini, dia mengaku sudah merencanakan suplai air bersih sesuai kebutuhan warga.
Untuk sementara ini, air bersih yang sudah disitribusikan sebanyak 20 ribu liter lebih di kawasan Kelurahan Pendem.
Dia mengimbau kepada masyarakat yang memang membutuhkan air bersih agar segera melapor atau menginformasikan kondisi tersebut lewat aparat desa setempat untuk dilanjutkan ke BPBD Jembrana. (120)