
Semarapura, DENPOST.id
Kapal Roro Nusa Jaya Abadi milik Pemkab Klungkung, telah melakukan uji coba sandar di Pelabuhan Bias Munjul di Pulau Ceningan, Kecamatan Nusa Penida, Rabu (30/8/2023). Walaupun berjalan lancar, masih ada sejumlah catatan yang harus dipenuhi agar Pelabuhan Bias Munjul bisa beroperasi secara maksimal.
Salah satunya terkait infrastruktur yang belum memadai untuk mendukung operasional Pelabuhan Bias Munjul.
Seperti halnya akses jalan dan jembatan yang lebar dari pelabuhan ke kawasan Pulau Ceningan, dan Pulau Lembongan. Padahal dari awal konsep pembangunan pelabuhan tersebut, direncanakan untuk memperlancar perekonomian masyarakat dan permudah akses wisata. Namun, sampai saat ini belum ada.
“Secara teknis sudah dapat teratasi, tapi operasional Pelabuhan Bias Munjul belum didukung infrastruktur yang memadai,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Klungkung, I Gusti Gede Gunarta, Kamis (31/8/2023).
Menurut Gunarta, konsep awal pembangunan pelabuhan di Bias Munjul sebenarnya untuk akses angkutan barang ataupun penumpang di Pulau Ceningan, dan Pulau Lembongan yang terdiri dari Desa Lembongan, dan Jungutbatu. Namun, saat ini belum ada pelebaran akses jalan menuju ke Pelabuhan Bias Munjul.
Selain itu, jembatan penghubung antara Pulau Lembongan, dan Ceningan yang dapat dilalui mobil juga belum tersedia, sehingga dalam pendistribusian barang ke depan jadi tidak maksimal, terutama dari atau menuju wilayah Pulau Lembongan. Kondisi ini juga bisa berimbas kepada pelayanan penumpang kapal roro ke Pelabuhan Bias Munjul yang kemungkinan minim. Karena dengan infrastruktur yang kurang, cakupan layanan hanya maksimal di wilayah Pulau Ceningan.
“Beroperasi sebenarnya bisa Pelabuhan Bias Munjul ini, tapi manfaatnya belum maksimal. Kalau kondisi infrastruktur pendukung seperti sekarang, impact (dampak) sedikit, hanya di seputaran Pulau Ceningan,” katanya.
Selain infrastruktur yang belum memadai, faktor alam juga menjadi catatan dalam uji coba sandar kapal roro yang melibatkan intansi dari pusat, Pemprov Bali, dan Pemkab Klungkung. Karena air di Pelabuhan Bias Munjul biasanya surut setelah pukul 12.00 Wita.
Kondisi ini tentunya tidak memungkinkan bagi kapal besar untuk sandar lantaran bisa saja kapal menghantam karang. Di samping itu, rambu-rambu navigasi yang masih harus dilengkapi. Termasuk masih harus dilakukan pengerukan, karena area untuk haluan masuk kapal menuju pelabuhan masih harus diperlebar. (119)