Sempat Dikeluhkan Warga, Kontraktor Bantah Abaikan Proyek Selokan

semprot
DISIRAM - Penyiraman yang dilakukan pihak proyek untuk mengurangi debu.

Kutsel, DENPOST.id

Proyek penanganan gorong-gorong atau selokan di wilayah Kampial, Kelurahan Benoa, Kutsel dikeluhkan warga. Seperti yang disampaikan salah seorang warga, Wayan Sarta, pihaknya sangat terganggu dengan polusi yang ditimbulkan. Terlebih, lubang gorong-gorong telah dibuat, namun tidak ada tindak lanjut pengerjaan.
“Kami selaku warga merasa keberatan dengan macetnya proyek itu. Sebab, jalan jadi berdebu, rusak. Bahkan, saya mau masuk ke rumah sendiri mengalami kesulitan, karena lubang gorong-gorong sudah dibuat, namun dibiarkan dan diabaikan sudah hampir 2 bulan lamanya,” keluhnya.

Keluhan warga ini mendapat tanggapan dari pihak kontraktor proyek tersebut.
Pengawas Lapangan Hilstone Indah Construction, Ade, Minggu (10/9/2023) mengatakan, proyek tersebut tidak diabaikan atau mangkrak. Dia bahkan mengatakan proyek ditarget sudah harus rampung akhir bulan Agustus ini.
“Jika memang ada warga yang mengeluhkan debu dan lain sebagainya, kami mohon maaf. Kami pastikan, proyek tidaklah mangkrak. Proyek tetap berjalan, bahkan kami target selesai di bulan ini,” tegasnya.

Baca juga :  Gubernur Koster Serahkan Hibah Tanah ke ‘’Krama’’ Desa Adat Ambengan dan Ayunan

Dia mengakui, sebelumnya memang ada titik yang dilompati, sehingga menimbulkan kesan kalau proyek tersebut mangkrak.
Hal tersebut kata dia terjadi atas alasan teknis. “Di sana itu perlu dipasang semacam buis. Itu sudah kami pesan, tapi belum jadi, sehingga pengerjaan di titik itu kami lompati dulu. Nanti kalau sudah selesai, pasti langsung kami pasang,” ungkapnya.

Lebih jauh Ade menjelaskan, proyek selokan pada ruas jalan tersebut sudah dimulai sejak sekitar satu bulan terakhir dengan panjang sekitar 1 kilometer.
“Ceritanya itu dulu di sana tidak ada selokan. Kemudian ada pihak yang menyumbang pembuatan selokan. Namun setelah sempat jalan, proyek itu ternyata mangkrak. Kemudian karena kami membutuhkan akses tersebut kaitan dengan aktivitas konstruksi di Ocean Blue, jadi kami tawarkan diri untuk ambil alih pekerjaan itu. Kami juga sudah komunikasikan itu dengan pihak desa adat,” bebernya.

Baca juga :  2023, Tahun Lonjakan Properti di Bali

Bagaimana dengan keluhan debu yang ditimbulkan proyek? Ade mengungkapkan kalau pihaknya terus berupaya untuk mencegah hal tersebut agar tidak terjadi. Salah satunya dengan langkah penyiraman rutin pagi dan sore.
“Untuk debu, kami sudah lakukan penyiraman. Bahkan dua kali dalam sehari dengan menggunakan mobil tangki. Terlepas dari itu, kami tentunya berharap agar warga setempat bisa memaklumi dampak yang ditimbulkan. Kami komit untuk segera menyelesaikan pekerjaan itu,” katanya.
Dia juga mengarahkan warga jika ada keluhan berkaitan dengan proyek tersebut, agar menyampaikan kepada pihak desa adat untuk kemudian diteruskan kepada pihaknya sehingga bisa segera diatasi. (113)

Baca juga :  Dua Penjambret Turis di Kuta Ditangkap Polisi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini