Warga Keluhkan Kenaikan Harga Beras

beras
NAIK - Harga gabah dan beras terus mengalami kenaikan.

Negara, DENPOST.id

Beberapa pekan terakhir harga beras terus melonjak. Kondisi ini makin dikeluhkan warga.
Beras dengan kualitas bagus sejak seminggu ini melonjak dari Rp 13.500 menjadi Rp 15.000 per kilogram.
Beras dengan kualitas premium juga harganya naik empat kali dalam seminggu ini.
Awalnya mulai dari harga Rp 12.500, naik menjadi Rp 13.000, kemudian menjadi Rp 13.500 dan kini Rp 14.000.

Menurut para pedagang, kenaikan harga beras ini sudah terjadi mulai tingkat pabrik.
Kekeringan dan banyaknya petani yang gagal panen diduga menjadi penyebab naiknya harga beras.

Salah seorang pedagang beras dan palen, Ni Nyoman Kantun Yasa, Senin (11/9/2023) mengatakan, kenaikan beras sudah sejak 10 hari lalu. “Dampaknya ada ke pembeli yang biasanya beli 10 kg kini beli yang 5 kg,” jelasnya.

Syafii, pedagang beras lainnya juga mengatakan, akibat kenaikan harga beras, pembeli turun 50 persen.

Baca juga :  Perajin Beralih Profesi, Kain Cagcag Terancam Punah

Salah seorang pembeli, Ni Luh Ngariani, berharap harga beras dan minyak tidak naik. “Kami ini masyarakat kecil. Jangan sampai harga beras dan minyak naik,” harapnya.
Warga dan pedagang beras berharap adanya kebijakan dari pemerintah untuk menekan harga beras agar tidak terus melonjak.

Sementara melonjaknya harga beras saat ini juga terjadi di tingkat pabrik.
Dampak elnino menyebabkan musim kemarau berkepanjangan dan membuat banyak petani gagal panen dan menunda masa tanam akibat kekurangan air. Kondisi ini secara langsung menyebabkan kenaikan harga gabah dan beras.

Baca juga :  Bertahan di Masa Pandemi, UMKM Ikut Pelatihan Bikin Roti

Harga gabah di tingkat petani melonjak mencapai Rp 6.800 sampai Rp 6.900 per kg.
Untuk menutupi biaya oprasional di tengah melonjaknya harga gabah di tingkat petani, pemilik pabrik beras terpaksa menaikkan harga beras yang dijualnya secara bertahap mulai dari Rp 12 ribu per kg hingga menjadi Rp 13.400 per kg.

Seperti di pabrik beras PT Puspa Beras Bali di Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan. Jika situasi normal, produksi beras dari pabrik sekitar 20 sampai 30 ton.
Namun lantaran sulitnya mendapatkan gabah, kini produksi beras di pabrik ini menurun. Saat ini tiap hari pabrik ini hanya mampu memproduksi beras 10 sampai 15 ton saja.

Baca juga :  Hortikultura, Inovasi Peternak Lele Saat Pandemi

Manajer PT Puspa Beras Bali, Putu Agus Kharisma, mengatakan, operasional pabrik sangat dipengaruhi ketersediaan gabah saat ini. Di mana pihaknya membeli gabah Rp 6.800 untuk lokal Jembrana dan Rp 6.900 untuk luar Jembrana seperti Tabanan Mengwi, Badung, Buleleng.

Sementara Kadis Koperindag Pemkab Jembrana, I Komang Agus Adinata, mengatakan, akan berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk menggelar operasi pasar khusus beras.
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk tidak mengeluh saat harga beras naik dengan cara mengganti atau mencampur beras saat dimasak dengan bahan pangan lainnya yang sama-sama mengandung karbohidrat, seperti ubi atau jagung dan lainnya. (120)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini