
Amlapura, DENPOST.id
Sejarah ditorehkan Pamucuk Pemangku Pura Agung Besakih, Jro Mangku Anglurah Bendesa I Putu Artayasa. Dia menjadi satu-satunya pemangku yang menyandang gelar doktor. Gelar itu resmi diraih Artayasa setelah melewati ujian terbuka promosi doktor Program Studi Doktor Ilmu Agama dan Kebudayaan di Fakultas Ilmu Agama, Seni, dan Budaya Universitas Hindu Indonesia Denpasar, Selasa (12/9/2023).
Yang menarik, dalam tugas akhirnya Artayasa mengangkat perihal upacara majar-ajar. Disertasi berjudul “Majar-ajar di Pura Agung Besakih” mengupas mengenai tata cara upacara majar-ajar yang lazim dilakukan umat Hindu sebagai rangkaian terakhir upacara ngaben. Diungkapkannya, selama ini sebagian masyarakat dalam melakukan upacara majar-ajar di Besakih tidak sesuai dengan apa yang ada dalam teks-teks sastra agama yang memuat aturan tentang majar-ajar tersebut.
“Disadari atau tidak, prosesnya cenderung lebih singkat, cepat, tetapi tidak mengacu pada teks-teks sastra agama. Padahal prosesi yang dilakukan harus sesuai dengan acuan sastra sebagaimana dimuat dalam ‘Lontar Meligia’, ‘Lontar Padma Bhuana’ dan lontar-lontar yang lainnya. Inilah yang menarik untuk diteliti,” terangnya.
Sementara itu, Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, menyampaikan selamat atas gelar doktor yang diraih Artayasa. Kaitannya dengan majar-ajar ini, Widiartha mengatakan ke depan akan terus menyosialisasikan tentang upacara majar-ajar di Pura Agung Besakih agar sesuai dengan teks-teks sastra agama.
“Untuk sosialisasi akan dikakukan dengan membuat banner di sejumlah titik di Besakih, lewat media sosial, dan secara langsung ke masyarakat,” tandasnya. (tim dp)