Dulang Batok Ciri Khas Desa Petandakan Beromzet Puluhan Juta Perbulan

picsart 23 09 18 21 57 53 723
DULANG BATOK - Gede Merta Sariada dari Desa Petandakan, Kabupaten Buleleng, dengan usaha dulang batok.

Singaraja, DENPOST.id

Kabupaten Buleleng, merupakan salah satu wilayah utara Pulau Bali yang memiliki sektor industri kreatif yang terus berkembang pesat sampai saat ini. Banyak produk dari industri kreatif yang dihasilkan tangan-tangan kreatif orang Buleleng yang bertalenta.

Terlebih karena mayoritas penduduk Pulau Dewata ini adalah penganut agama Hindu, sehingga banyak bermunculan usaha-usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi alat-alat kelengkapan untuk menggelar upacara atau sembahyang, seperti dulang dan peralatan sembahyang lainnya.

Berbicara lebih jauh tentang dulang dan kerajinan tangan lainnya, pria yang satu ini juga mempunyai segudang kreativitas yang dihasilkan tangan terampilnya. Dia, yakni Gede Merta Sariada dari Desa Petandakan, Kabupaten Buleleng.

Ditemui di kediamannya, Senin (18/9/2023), Gede Merta menuturkan usaha yang dirintisnya mulai tahun 1997, berawal dari usaha turunan dari mendiang kakeknya terdahulu. Dulunya, usahanya hanya membuat mebel berbahan kayu kelapa yang dibantu 3 karyawannya yang beralamat di “Nyiur Indah” Jalan Pulau Menjangan, Banjar Pondok, Desa Petandakan, Kabupaten Buleleng.

Baca juga :  Gara-gara Ini, 23 Pengelola Villa dan Restoran Protes

Usahanya pun sering mengalami pasang surut. Puncaknya pada tahun 2002 silam, seluruh Bali sedang berduka akibat ledakan bom dari teroris yang meluluh lantakkan pariwisata Bali bahkan Indonesia, yang mengakibatkan usahanya sempat vakum. Seiring berjalannya waktu dan perekonomian Bali mulai tumbuh, usaha Gede Merta pun mulai ikut merangkak naik.

“Titik awal kejayaan usaha saya dimulai dari tahun 2007. Terbesit dipikiran saya untuk membuat dulang dan bokor, mengingat di Bali produk tersebut sering digunakan dalam upacara keagamaan. Saya mulai mencoba berinovasi membuat dulang dan bokor dengan ciri khas tersendiri dengan berbahan dasar pohon mangga dan bermotif batok kelapa secara ototidak,” tuturnya.

Di luar prediksi, usahanya itu terbilang sangat sukses hingga kini. Orderan dan pesananpun banyak berdatangan dari berbagai daerah di Bali. Di mana waktu itu, usaha dulang batok ini meraup omzet hingga Rp35 juta perbulan dengan rata-rata memproduksi produk 300 biji perbulannya.

Baca juga :  Ungkap Kasus Penipuan Online, Anggota Polsek Sukawati Terima Penghargaan

Namun tidak bertahan lama, nasib malang kembali menimpa Gede Merta. Berselang beberapa tahun usahanya kembali tertimpa masalah global, yakni pandemi Covid-19. Fisik dan pikirannya pun kembali diuji, satu per satu karyawannya terpaksa diberhentikan hingga omzetnya menurun drastis menyentuh Rp20 juta sampai Rp25 juta perbulannya.

Dengan sejuta pengalaman yang dimiliki, pasang surut usaha tidak lah menjadi penghalang bagi Gede Merta. Dirinya sangat percaya diri, semua akan berlalu dan akan mengalami masa kejayaan kembali. Semangatnya ini sangat patut dicontoh oleh pengusaha lainnya, sehingga melalui kegigihannya itu usahanya kini mulai bangkit kembali sampai saat ini.

Baca juga :  Sidak, Temukan Puluhan Duktang Tanpa Vaksin

Sementara Perbekel Petandakan, Joni senantiasa bersama aparat desa selalu memberi dukungan dengan cara membantu mempromosikan produk batok kelapa ini di setiap event di tingkat desa, kabupaten maupun di provinsi.

“Setiap ada event, kami akan ajak pelaku usaha ini. Sehingga saat ini produk dulang batok ini mulai dikenal hampir diseluruh Bali karena memilki keunikan tersendiri,” jelasnya.

Mekel Joni menuturkan saat ini, Desa Petandakan memilik 3 kelompok usaha yang menekuni dulang batok, di mana Gede Merta Sariada lah yang menjadi pelopor utamanya. Diharapkan di Desa Petandakan, para generasi muda bisa menjaga dan melestarikan produk khas desa ini guna mewujudkan “One Village One Produk,”. “Itu yang akan kita dikembangkan dan lestarikan. Semoga masyarakat kami mampu menjaga dan melestarikan produk unik cikal bakal khas Desa Petandakan ini,” pungkasnya. (118)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini