Lama Ditunggu, Penanganan Abrasi Pantai Kuta Dipastikan Digarap 2024

abrasi 1
ABRASI - Abrasi di Pantai Kuta yang kian parah.

Mangupura, DENPOST.id

Abrasi yang terjadi di Pantai Kuta kian parah. Kondisi ini kerap mengundang sorotan warga, tokoh masyarakat hingga wisatawan. Intinya mereka berharap kerusakan alam ini bisa segera tertangani. Dimintai  konfirmasi terkait hal ini, Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista mengungkapkan, penanganan abrasi Pantai Kuta memang harus segera mendapat penanganan. Hal ini juga sudah beberapa kali disampaikan kepada instansi terkait.
Dari penjelasan yang disampaikan Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta, kata Wasista, dipastikan penanganan abrasi ini akan ditangani di tahun 2024 nanti. “Waktu penyerahan hibah pasar seni, Pak Bupati (Giri Prasta) menyampaikan kalau abrasi ini dipastikan akan ditangani di Tahun 2024 ini,” jelas Wasista, Selasa (19/9/2023).

Diakuinya abrasi cukup parah terjadi di Pantai Kuta. Paling parah terjadi di bentangan pantai depan setra atau kuburan Desa Adat Kuta. Di mana beberapa pohon ukuran besar sampai tumbang hingga keluar akarnya diterjang ombak yang cukup ganas. Selain kawasan tersebut, pasir di sepanjang pantai Kuta juga tergerus. Hal ini membuat para pedagang yang biasanya memasang kursi atau dagangannya harus agak menjauh dari pantai. Kondisi pasir yang miring juga membuat ruang wisatawan untuk berjemur menjadi terbatas.

Dalam penataan nanti, kata Wasista. akan dilakukan penambahan pasir di areal yang tergerus. Agar abrasi ini tidak berulang setiap tahun, dia juga berharap dibangun krib pemecah gelombang. “Ya seperti di belakang Centro (Discovery Shopping Mall) sehingga menjadi aman dan pasirnya tidak hanyut lagi,” usulnya.

Terkait kekhawatiran beberapa masyarakat kalau dipasangi krib ombaknya akan hilang, dia meyakini kalau hal itu tidak terjadi. Namun menurut dia yang lebih penting adalah bagaimana mengamankan pesisir dan juga aset-aset pemerintah dan desa adat yang terancam hilang.

Sebelumnya, desakan agar abrasi ini segera ditangani dilontarkan Mantan Bendesa Adat Kuta, Made Wendra. Dia mengharapkan penanganan abrasi ini menjadi skala prioritas. Karena wisatawan datang ke Kuta sebagian besar untuk berjemur di Pantai Kuta sembari menikmati matahari. “Nah kalau pantainya kena abrasi, kan tidak lagi ada tempat wisatawan berjemur sambil menikmati sunset. Bagaimana wisatawan mau datang?,” tanya Mendra.

Desakan senada juga disampaikan Jro Made Supatra Karang. Jika tidak segera ditangani, tokoh pariwisata Kuta ini khawatir akan terus menggerus Pantai Kuta. (sug)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini