
Negara, DENPOST.id
BPBD Kabupaten Jembrana, Senin (2/10/2023) mengecek dan melakukan assessment terkait dampak kekeringan di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, tepatnya di areal Bendungan Palasari. Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, mengatakan, Bendungan Palasari awalnya memiliki volume air waduk sebanyak 8 juta meter kubik dan menjadi 7 juta meter kubik akibat sedimentasi.
Namun, hasil pemantauan saat ini, diperkirakan volume air di Bendungan Palasari hanya 230.000 meter kubik. Dikatakan Agus Artana ini disebabkan oleh dampak dari kekeringan yang melanda hampir seluruh wilayah. Penurunan volume air bendungan ini katanya sudah terjadi sejak dua bulan lalu, tepatnya sejak bulan Agustus hingga saat ini.
Selain itu, penurunan volume air bendungan juga berdampak pada pertanian di sekitarnya. Ada 10 subak yang membutuhkan suplai air dari bendungan. Biasanya pembukaan air bendungan dalam keadaan normal dilakukan bergiliran antara blok barat dan timur. Pembagian subak di sekitar bendungan terbagi menjadi 2 blok, Blok Barat seluas 462 hektar dan Blok Timur seluas 471 hektar dengan total luas lahan pertanian yang membutuhkan suplai air dari bendungan sebanyak 933 hektar.
“Dikarenakan kekeringan yang melanda, saat ini hanya 3 Subak yang masih bisa dialiri air bendungan yaitu pada Blok Barat adalah Subak Mertasari, Subak Pulemerta, dan Subak Pecatusari, dengan total luas lahan 379 hektar,” terang Agus Artana.
Sementara Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana, Gede Sugianta, menjelaskan, di masa kemarau, air di Bendungan Palasari turun dan kondisi ini terjadi tiap tahun.
Kekeringan yang terjadi di Bendungan Palasari diperparah juga dengan adanya
perambahan hutan dan penebangan pohon liar.
Dikatakannya, penebangan liar di sekitar kawasan bendungan menyebabkan berkurangnya debit air yang masuk ke bendungan. Menurut Sugianta tidak hanya bendungan Palasari, Bendungan Benel volume airnya juga turun.
“Yang paling parah di Bendungan Palasari, setiap tahun pasti terjadi penurunan debit air,” jelas Sugianta.
Dia mengimbau masyarakat untuk menghentikan penebangan liar di sekitar kawasan bendungan. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga ketersediaan air di Jembrana.
“Mari kita bersama pelihara hutan, karena air semakin tahun semakin surut, untuk air minum saja susah dan kekeringan,” ucap Sugianta.
Salah seorang warga, I Gede Nasa mengaku prihatin dengan maraknya penebangan liar di hutan wilayah Ekasari/Palasari dan sejumlah hutan lainnya di Kecamatan Melaya. Karena itu pihaknya berharap ini ditindak tegas. “Bahkan penebangan liar menggunakan mesin sudah nembabi buta. Ini sangat memprihatinkan,” pungkasnya. (120)