Bangli, DENPOST.id
Kurang dari setahun atau tepatnya dalam kurun waktu sepuluh bulan, dampak kejadian bencana akibat pengaruh cuaca ekstrem di Kabupaten Bangli, menimbulkan kerugian material mencapai Rp8,7 miliar. Hal itu meliputi tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), pohon tumbang, serta bencana lainnya.
Kepala Pelaksana BPBD – Damkar Bangli, I Wayan Wardana didampingi Kasi Keduratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bangli, I Ketut Agus Sutapa mengatakan publis data tersebut sudah masuk ke dalam Sistem Informasi Kebencanaan ( SIK) Bali satu data, yakni dalam waktu Januari sampai dengan Oktober 2023. “Nilai kerugian hanya memuat estimasi terhadap nilai kerusakanan fisik bangunan. Yang mana, total estimasi hitungan nilai kerusakan dari data SIK tersebut senilai Rp8,7 miliar lebih,” bebernya, Rabu (4/10/2023).
Terkait dengan kebencanaan itu, kata dia, pihaknya telah melakukan berbagai langkah -langkah, seperti penguatan bantuan logistik kepada korban bencana pada sektor pemukiman yang bersumber dari BPBD – Damkar, Dinsos Bangli, dan PMI Bangli. “Untuk korban luka berat, korban meninggal diusulkan melalui dana santunan yang bersumber dari anggaran BPBD provinsi,” jelasnya.
Dijelaskan dia, untuk kerusakan pada fasilitas pribadi dan fasilitas umum milik masyarakat, setelah lolos verifikasi oleh tim Kajian Kebutuhan Pasca Bencana diusulkan untuk mendapat bantuan sosial yang tidak terencana sesuai Peraturan Gubernur Bali Nomor 32 tahun 2021 yang telah direvisi menjadi Pergub Bali nomor 37 tahun 2023 yang sumbernya dari anggaran BPBD Provinsi Bali. (128)