Mitigasi Bencana Penting jadi Bagian Pendidikan Siswa

picsart 23 10 07 15 05 44 166
SIMULASI - Siswa SD Saraswati 6 Denpasar saat mengikuti simulasi mitigasi bencana gempa bumi.

Tonja, DENPOST.id

Kepanikan acapkali terjadi saat bencana khususnya gempa bumi terjadi. Panik saat gempa justru meningkatkan risiko atau bahaya. Karenanya sosialisasi mengenai mitigasi bencana perlu terus digencarkan. Apalagi posisi wilayah Indonesia di antara lempeng bumi membuat bencana gempa bumi bisa terjadi kapan saja.

Selain masyarakat umum, upaya mitigasi ini juga penting disampaikan kepada sekolah-sekolah. Apalagi bagi sekolah yang memiliki gedung bertingkat, seperti di SD Saraswati 6 Denpasar. Karenanya sekolah ini rutin melakukan simulasi mitigasi bencana gempa bumi.

Kali ini simulasi mitigasi dilaksanakan pada masa jeda tengah semester. Kepala SD Saraswati 6 Denpasar, I Gusti Ayu Ari Nuratih, Sabtu (7/10/2023) mengatakan, penting memasukkan simulasi mitigasi gempa sebagai bagian dari pendidikan siswa. Ini agar mereka siap menghadapi situasi darurat semacam itu. “Mempersiapkan anak-anak sejak dini tentang tindakan yang harus diambil saat gempa dapat membantu mereka mengatasi situasi darurat dengan lebih baik dan mengurangi risiko cedera,” terangnya.

Lebih lanjut dikatakan, siswa tidak hanya belajar tentang gempa bumi, tapi juga bagaimana bisa melindungi diri ketika bencana terjadi. “Penyampaian dilakukan secara sederhana dengan melibatkan narasumber BPBD Kota Denpasar dan komunitas belajar Guru SD Saraswati 6 Denpasar,” ucapnya.

Dikatakan pula, mitigasi gempa bumi untuk anak-anak yang belajar di gedung bertingkat penting dilakukan karena gedung bertingkat lebih rentan terhadap kerusakan saat terjadi gempa.
Dalam simulasi ini, siswa menyepakati tanda bahaya gempa bumi dan evakuasi yaitu bel berdering panjang tanpa henti. “Begitu gempa terjadi, siswa diarahkan berlindung di bawah meja atau bangku yang kuat, agar tidak tertimpa benda-benda jatuh. Selama gempa, siswa diminta tetap tenang dan tidak panik,” paparnya.

Setelah gempa berakhir, siswa digiring keluar dengan hati-hati sembari melindungi kepala dengan tas sekolah maupun buku menuju titik aman kumpul melalui jalur evakuasi yang telah ditentukan.
“Dengan mengajarkan anak-anak tentang bahaya gempa dan betapa pentingnya tindakan mitigasi, mereka dapat lebih sadar dan bisa membantu menyebarkan pengetahuan ini kepada orang dewasa di sekitar mereka,” imbuhnya.

Dia berharap simulasi ini membantu anak-anak memahami cara melindungi diri dari bahaya gempa bumi. “Mengingatkan mereka selalu untuk berlatih dan tetap waspada, serta harus menjaga keselamatan diri sendiri dan teman-teman ketika ada bencana,” pungkasnya. (111)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini