
Dauh Puri, DENPOST.id
Jalan Gajah Mada yang berada di tengah jantung Kota Denpasar, selama ini digadang-gadang sebagai Heritage City (kota warisan). Namun untuk proses pengembangan kawasan tersebut, terkendala akses jalan.
Mengingat, Jalan Gajah Mada merupakan akses utama arus lalu lintas di Kota Denpasar.
Jika sepanjang Jalan Gajah Mada ditutup dan digunakan berbagai event, seperti Semarang, dan Yogyakarta, maka akan membuat kemacetan. Hal itu diungkapkan Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara, saat ditanya pengembangan Heritage City Kota Denpasar.
Selain itu, keberadaan Jalan Gajah Mada berbeda dengan heritage city daerah lainnya di Indonesia. “Kalau di Semarang memang bangunannya heritage. Kalau di Gajah Mada, kita jual story atau cerita,” kata Jaya Negara.
Selain itu, permasalahan parkir juga masih jadi kendala dalam pengembangan Jalan Gajah Mada. “Untuk parkir rencananya memanfaatkan di bawah Lapangan Puputan Badung, tapi tidak bisa langsung jadi karena dananya Rp360 miliar,” ujarnya.
Pihaknya juga mengaku sempat bertemu dengan pengusaha di Jalan Gajah Mada, dan komunitas Kampung Arab untuk memanfaatkan ruas Jalan Sulawesi. Namun belum ada kesepakatan semua mendukung hal itu.
Oleh karena itu, pihaknya hanya melakukan kerjasama event, seperti dengan Inti Bali untuk menggelar Festival Imlek, atau pun dengan Banjar Wangaya Kelod. Selain itu juga digelar acara Denpasar Festival (Denfest) setiap tahunnya. (112)