
Pemecutan, DENPOST.id
Tingginya endapan lumpur di aliran Tukad Teba, dikhawatirkan memicu terjadinya banjir, khususnya pada saat memasuki musim hujan nanti. Mengantisipasi hal itu, warga mendesak supaya Tukad Teba di kawasan Banjar Abiantimbul, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, segera digelontor atau dinormalisasi.
Harapan itu, disampaikan tokoh masyarakat Desa Pemecutan Kelod, yang juga Anggota DPRD Kota Denpasar, I Wayan Duaja, Minggu (15/10/2023).
Menurut Duaja, luapan air Tukad Teba, khususnya di kawasan Lebak Sari, Jalan Gunung Seputan, Banjar Abiantimbul, dan Pekandelan, tak hanya terjadi saat musim hujan. Luapan air juga bisa terjadi pada musim kemarau ini.
Dikatakan dia, salah satu penyebab terjadinya luapan air lantaran tingginya endapan lumpur di aliran Tukad Teba. Mengingat, sejak proyek penataan sungai ini rampung sekitar empat tahun lalu, sampai saat ini sama sekali belum pernah digelontor. Terlebih masih ada beberapa warga yang membuang sampah ke sungai, sehingga memicu terjadinya pendangkalan.
‘’Guna mengantisipasi banjir, khususnya saat musim hujan nanti, maka sudah saat dilakukan pengerukan. Apakah oleh Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang atau Balai Wilayah Sungai Bali- Penida. Dengan adanya normalisasi sungai ini, diharapkan aliran air bisa lancar, sehingga tidak meluap ke rumah warga,’’ kata Ketua Komisi IV DPRD Kota Denpasar itu.
Di samping perlunya pengerukan, lanjut Duaja, tidak lancarnya aliran air karena ada sekitar enam meter senderan sungai yang jebol, tepatnya di depan Balai Banjar Abiantimbul. ‘’Senderan yang jebol ini juga perlu diperbaiki,’’ ujar Duaja.
Disinggung soal keberadaan jaring sampah di Tukad Teba, politisi Partai Golkar itu mengatakan jika saat ini jaring tersebut kurang berfungsi maksimal. Justru karena jaringnya terlalu rapat, setiap hari sampah mengendap. ‘’Jaring itu kurang berfungsi, karena terlalu rapat,’’ katanya. (105)