
Denpasar, DENPOST.id
Denpasar Tattoo Contest 2023, menjadi momentum bagi seluruh seniman tato di Kota Denpasar untuk berkumpul menampilkan bakat terbaik dalam mengkreasikan tato sebagai seni tubuh abadi. Ajang yang merupakan bagian dari pra Denpasar Youth Festival 3.0 (D’Youth Fest 3.0) ini, berlangsung semarak di Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) Lumintang, Denpasar, 14 dan 15 Oktober 2023.
Puluhan masyarakat tampak menyambut antusias pelaksanaan kompetisi tato yang diselenggarakan gerakan kolektif seniman tato Ink Movement. Beragam mata acara turut dirangkai dengan apik untuk memanjakan peserta, serta pengunjung yang hadir. Pengunjung yang hadir disambut pertama dengan karya – karya elok dari seniman tato legendaris melalui kegiatan exhibition dan competition yang dilaksanakan Inkdonesia Movement.
Putu Agus Eka Putra Santika, selaku inisiator dari Denpasar Tattoo Contest 2023, menjelaskan terkait konseptualisasi kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari tersebut. “Konsep di dua hari tersebut, sebenarnya sama tetapi dibedakan dari dua kategori, yaitu black and grey surealist dan black work ornament di hari pertama, serta color neotrad newschool dan asian style di hari kedua. Selain itu, kita ada talkshow mendatangkan tattoo artist legend Bali namanya Pak De Wangaya yang sudah nato dari tahun 77. Kita mendatangkan untuk ngobrol dan mendatangkan kilas balik bagaimana era pada masa itu,” kata Santika atau yang akrab disapa Kink.
Kegiatan ekshibisi yang dilaksanakan secara indoor tersebut, diisi 17 seniman legendaris dengan keunikan guratan desain tato, serta teknik aplikasi tato masing – masing, antara lain Kink dari Kinktattobali, Lolit Made dari Balitattooartgallery, July Arthaya dari Burgeon Blue Tattoo, Marmar dari Sangmong Tattoo Studio, Herpianto Hendra dari Fox Mulder Tatttoo, Viona Mallory dari Karma Mantra, Romi dari Rohornament, Deni Sentani dari Tridatu Tattoo, Prima dari Matatto Bali, Ode Surya dari Better Days Tattoo, Ibnu Suharyo dari Tapawana Radjah Nusantara, Kadek Ngurah Mertayana dari Blur Tattoo Studio, Eka Mardys dari Sekala 369, Hendro Dewisura dari Luxuryink, Nyoman Hendra Permana dari Buch Tattoo, Lionk Irezumi dari Luxuryinkbali, serta Dode Pras dari Lumina Tattoo Studio.
Lanjut Kink, melalui kegiatan ekshibisi itu, bahwa Bali menyimpan banyak seniman – seniman lokal yang telah mendunia. ”Kita mau menginfokan dan mengkampanyekan kepada masyarakat bahwa kita di Bali ini punya banyak sekali artis lokal kita sudah sekaliber Internasional, banyak yang sudah sering juara di tingkat Internasional dan banyak yang sudah sering diundang untuk tattoo expo di luar negeri. Jadi, itu yang ingin kita up bahwa tato bukan hanya dari negatifnya saja, tetapi ini merupakan UMKM yang bisa membuat roda perekonomian bagus dan menyerap tenaga kerja,” ungkapnya.
Mulai dari mesin tato modern hingga tradisional turut memukau, serta mengisi kemeriahan exhibition di Gedung DNA. Salah satunya teknik pembuatan tato tradisional dari Tapawana Studio yang turut menjadi daya tarik pengunjung di ekshibisi tersebut. Ibnu Suharyo atau yang akrab disapa Wana mencoba mengenalkan kembali teknik pembuatan tato dengan alat tradisional khas Suku Dayak “Pada ekshibisi ini, saya menggunakan hand tapping, teknik hand tapping itu tidak pakai mesin, kita pakai dua kayu yang salah satu bagiannya ada jarum dan kita ketuk. Teknik hand tapping itu, teknik tradisi nusantara yang dimiliki dari Dayak, dari Mentawai, Kalimantan. Jadi, teknik ini kami kembangkan lagi di dunia tato dan saya ingin memperkenalkan kembali teknik leluhur dalam seni tato yang mungkin banyak orang mengenal dengan mesin, sedangkan dari jaman dulu kalau tato sudah ada dengan teknik hand tapping” ungkap Wana.
Melalui kegiatan D’Youth Fest 3.0 bersama Ink Movement ini, Wana turut mengapresiasi momentum yang disediakan, sehingga dapat mengenalkan kembali seni tato tradisional dan perkembangan seni di Denpasar. “Jujur aku sangat terkesan ikut acara D’Youth ini, karena satu – satunya pemerintah daerah yang mau mendukung kesenian tato sekarang. Sebelum – sebelumnya kita independent dan harapan saya Pemerintah Indonesia perlu memikirkan seni tato agar bisa lebih disupport lagi, mungkin seni tato identik dengan kenakalan, kriminalitas tapi enggak ini adalah industri seni yang sangat bagus,” ucap Wana.
Kegiatan Denpasar Tattoo Contest 2023 pada, Minggu (15/10/2023) tersebut, ditutup dengan pemilihan 5 besar peserta terbaik dari kontes tato dari kategori Black and Grey dan black work ornament, antara lain Ketut Sandi dari Angel Eyes Tattoo, Broangga Tattoo dari Gold Gold Tattoo Bali, Tattoist Deka dari MTS Ink, Arisaninktattoo dari San Ink Tattoo, serta Aguzbegow. Sedangkan 5 kontestan terbaik lainnya turut dipilih untuk kategori color neotrad newschool dan asian style, antara lain Ketut Sandi dari Angel Eyes Tattoo, Yunadi dari Chytattoo Studio, Pande Krisna dari Bali Paradise Tattoo, San Ink dari San Ink Tattoo, serta HRSK.Ink Tattoo.
Seluruh peserta terbaik nantinya akan mengikuti babak final di puncak acara D’Youth Fest 3.0 pada, 20 dan 21 Oktober 2023. Seluruh rangkaian kegiatan yang diadakan selama dua hari oleh Ink Movement tersebut, ditutup dengan alunan musik dari Gold Voice, serta dendangan musik dari Pemoeda Soeka Karaoke. Denpasar Tattoo Contest yang menjadi rangkaian awal D’Youth Fest 3.0 tersebut, menjadi sebuah perayaan bagi seluruh seniman – seniman tato di Kota Denpasar untuk berani mendobrak stigma dan menyuarakan bahwa tato bukanlah sebuah bentuk kriminalitas melainkan sebuah seni tubuh yang abadi. (112)