Dua Bulan Upah Tak Dibayar, Belasan Pekerja di Rumah Deret Klungkung Mogok Kerja

picsart 23 10 19 17 09 46 057
PEKERJA - Sejumlah pekerja, saat membuat saluran untuk pipa PDAM di rumah deret, Desa Sulang, Kecamatan Dawan, Klungkung.

Semarapura, DENPOST.id

Pembangunan rumah deret untuk warga miskin di Desa Sulang, Kecamatan Dawan, Klungkung, diterget rampung akhir Oktober 2023 ini. Namun sayangnya, di detik-detik terakhir waktu pembangunanya, para pekerja justru melakukan aksi mogok kerja. Para pekerja memilih mogok karena sudah dua bulan upah mereka tak dibayar.

Seperti yang dikatakan salah seorang pekerja, Ahmad Yani, Kamis (19/10/2023). Pria asal Bandung ini, mengaku sudah dua Minggu tidak bekerja bersama 11 pekerja yang lain. Hal ini terjadi karena upah yang harusnya mereka terima tidak dibayar sejak dua bulan. Padahal upah tersebut, sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Untuk pekerjaan borongan ada sekitar Rp12 jutaan yang belum dibayar. Ditambah dengan upah harian yang sudah menumpuk hingga Rp2 juta,” ungkap Ahmad Yani.

Menurut Ahmad Yani, sebenarnya masih banyak pekerjaan yang belum tuntas. Di antaranya pemasangan kloset di semua unit rumah deret tersebut. Selain itu, lima unit rumah juga belum terpasangi pintu kamar mandi. Dirinya juga bingung, sebab sebentar lagi rumah deret akan diserahkan, tetapi sampai saat ini semua unit belum terisi kloset.

“Biasanya setiap dua Minggu, upah kami dibayar. Tapi sekarang malah macet,” katanya.

Selama mogok kerja, sejumlah pekerja memilih untuk menjadi buruh borongan untuk pemasangan pipa PDAM. Ahmad Yani mengatakan upah dari pemasangan pipa itulah yang kemudian digunakan untuk bertahan hidup. Apalagi dirinya tidak memegang uang sama sekali.

“Selama nunggu upah saya dibayar, saya ikut kerja di sini saja (pemasangan pipa PDAM) biar bisa makan. Beruntung juga bangunan rumah deret sudah bisa kami tempati, jadi kami tidak kesulitan cari tempat tidur,” ungkapnya.

Hal senada juga dikatakan pekerja lainnya, Ubai. Menurut dia, sejatinya para pekerja mogok bukan hanya karena tidak diupah. Namun material bangunan juga tidak ada. Apalagi ia mendapat informasi rekanan yang biasa menyuplai bahan bangunan dikatakan sudah menyerah. Sebab, banyak bahan bangunannya yang belum dibayar.

“Bukan hanya upah kami yang belum dibayar, bahan bangunan juga sudah tidak dikirim lagi. Apa yang mau kami kerjakan?,” ucapnya.

Sementara Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Klungkung, I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya ketika dikonfirmasi mengatakan pembangunan rumah deret saat ini sudah pada tahap pemasangan pipa PDAM, serta listrik. Hanya saja, disinggung mengenai pekerja yang mogok pihaknya menyampaikan belum menerima informasi terkait persoalan tersebut.

“Saya belum dapat info tentang itu (para pekerja mogok). Tapi saya akan segera cek karena untuk pembangunan rumah deret tersebut ditangani pihak kementerian, kita hanya menyediakan lahan saja,” ujarnya.

Untuk diketahui, program rumah deret di Desa Sulang, dibangun di lahan seluas 22.470 m². Bantuan ini diprioritaskan untuk KK miskin yang termasuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Total ada 36 unit rumah yang akan dibangun dengan anggaran Rp3.060.000.000 yang bersumber dari Kementerian Sosial.

Selain bangunan untuk tempat tinggal, nanti di lokasi tersebut juga akan dilengkapi dengan berbagai komponen pemberdayaan masyarakat. Seperti kerajinan, peternakan, perkebunan hingga pemasaran produk UMKM. Yang mana, bisa dimanfaatkan warga untuk dikelola secara individu maupun berkelompok. (119)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini