Bangli, DENPOST.id
Desa Adat Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, melangsungkan upacara bhakti pepranian serangkaian karya Agung Danu Kerthi, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung, Bhakti Pakelem ring Segara Danu lan Pucak Gunung Batur, Mapaselang lan Mapadanan Isaka 1945/Warsa 2023, Jumat (20/10/2023).
Bhakti pepranian yang disertai dengan ritual patingkeb dan Ida Bhatara ngeluhur adalah rangkaian terakhir dari upacara yang puncaknya dilaksanakan pada, Tilem Kapat, 14 Oktober 2023.
Adapun rangkaian inti karya Agung Danu Kerthi 2023 yang dilaksanakan Desa Adat Batur setiap lima tahun sekali tersebut, telah berlangsung sejak, 11 Oktober 2023, di mana Ida Bhatara Sakti Batur dipersembahkan bhakti pengodal di Pura Ulun Danu Batur, Desa Adat Batur, Kintamani, Bangli, serta dilanjutkan upacara melasti ke Segara Watuklotok. Usai melasti, Ida Bhatara-Bhatari diusung menuju lokasi upacara di Pura Segara Ulun Danu Batur-Pura Jati, Desa Adat Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Pada puncak upacara, yakni pakelem digelar di tiga lokasi, yakni Pucak Kanginan Gunung Batur (Pura Kanginan), Pucak Kawanan Gunung Batur (Pura Kawanan), dan Tengahing Segara Danu Batur. Upacara di Pucak Kanginan dan Pucak Kawanan Gunung Batur, dipersembahkan pakelem berupa seekor kerbau dan piranti upacara pelengkapnya. Selanjutnya di tengah segara dipersembahkan pakelem tiga ekor kerbau, seekor babi hitam seharga 1.000 kepeng, dan piranti pelengkap lainnya.
Kebo Yosbrana ditenggelamkan di timur, kebo sabulu (kerbau biasa) di selatan, babi hitam di barat, dan kebo cemeng (kerbau hitam) di utara. Persembahan ini didasarkan pada kutipan lontar Pratekaning Usana Siwa Sasana Rajapurana Pura Ulun Danu Batur, dan diperkuat dengan catatan upacara tanggal 12 Desember 1919.
Pangemong Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Batur Duhuran dalam sambutannya pada bhakti pepranian mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang telah turut berkolaborasi menyukseskan pelaksanaan upacara karya Agung Danu Kerthi. Pemucuk Desa Adat Batur ini menegaskan upacara tersebut, merupakan salah satu cara bentuk syukur dan terima kasih terhadap segala limpahan kasih dan anugerah Ida Bhatari Danuh yang berstana di Pucak Gunung Batur dan Danau Batur.
“Upacara ini adalah momentum untuk mengucapkan terima kasih kepada Ida Bhatari Danuh yang telah menghidupi seluruh makhluk (sarwa prani), sehingga karya Agung Danu Kerthi ini juga disebut sebagai ritual mendak toya atau mendak amerta,” kata Jero Gede Batur.
Pihaknya pun berharap melalui upacara yang digelar, tercipta harmonisasi antara bhuwana agung dan bhuwana alit. “Semoga melalui upacara ini, paripurna dan berhasil, siddha dan siddhi, membuat alam jadi suci dan harmonis atau suddha, serta melahirkan manusia-manusia yang bijaksana atau saddhu, terutama dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk kehidupan manusia,” harapnya.
Sementara selama karya Agung Danu Kerthi dipersiapkan sejak, 2 September 2023 hingga 20 Oktober 2023 pagi, pemasukan ritual pemuliaan Danau Batur ini tembus Rp1,96 miliar.
Penyarikan Prawartaka Karya Agung Danu Kerthi, Jero Penyarikan Duuran Batur dalam laporannya menjelaskan total pemasukan mencapai Rp1.964.292.000. Sementara itu, pengeluaran mencapai Rp1.498.879.000. “Namun laporan ini baru per hari ini, ada beberapa piutang yang belum terbayarkan, pajak-pajak dan beberapa pemasukan yang berasal dari pemerintah belum keluar hari ini,” sebutnya.
Pemasukan tersebut, berasal dari beberapa sumber dana. Pertama adalah kas Desa Adat Batur sebagai modal awal sejumlah Rp330 juta, urunan krama pangayah Desa Adat Batur Rp30 juta, aturan canang sari krama Desa Adat Batur Rp49,3 juta, serta aturan punia krama Subak Pasihan Ida Bhatari Sakti Rp27,9 juta. Selanjutnya ada dana punia sebesar Rp127,7 juta dan sesarin canang Rp21,6 juta. Bantuan dana Provinsi Bali Rp1 miliar, DPRD Bali Rp5 juta, Pemkab Bangli Rp100 juta, Pemkab Karangasem Rp10 juta, Pemkab Buleleng Rp125 juta, Pemkab Gianyar Rp25 juta, Pemkab Tabanan Rp10 juta, dan Pemkab Jembrana Rp15 juta.
“Aturan punia dari para Bhakta Ida Bhatari totalnya adalah sejumlah Rp87.550.000, dan ada punia panukun wewalungan sejumlah Rp112 juta,” imbuhnya.
Selanjutnya ada persembahan dari krama Subak Pasihan Ida Bhatari yang berupa barang, seperti kelapa, klungah, janur, ron, ambu, daun pisang, sirih, bambu, dan lain-lainnya. “Ada persembahan berupa sarad dari Desa Adat Sulahan 2 buah, jatah dari Desa Adat Bunutan 3 buah, dan dekorasi barong 2 buah dari Desa Adat Bunutan, dekorasi dari Sri Melanting,” tambahnya.
Sedangkan pengeluaran berasal dari berbagai bagian, seperti banten, konsumsi, wewangunan upakara, transportasi, pengairan dan lain-lain. (128)