Kuta, DENPOST.id
Menjelang datangnya musim angin barat yang dibarengi sampah kiriman mulai diantisipasi berbagai pihak di Kuta. Karena sampah ini biasanya datang dengan volume besar, sehingga membuat petugas DLHK kewalahan.
Salah seorang tokoh masyarakat Kuta yang baru saja mengakhiri pengabdiannya sebagai Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista mewanti-wanti supaya dilakukan antisipasi terhadap permasalahan sampah ini. Salah satunya dengan mewujudkan wacana pembanguan TPS3R.
Menurut Wasista, yang ditemui di kediamnnya, Jumat (20/10/2023) malam, permasalahan sampah kiriman di Pantai Kuta memang masih menjadi masalah. Salah satu solusinya, dengan membangun TPS3R. Salah satu yang dibidik untuk lokasi ini, yakni lahan milik pemerintah yang berlokasi di sebelah hiburan malam (Boshe) atau di belakang Kuburan China. Permohonan untuk pemanfaatan lahan ini, kata dia sudah diajukan setahun lalu melalui Kelurahan Kuta. Namun, entah kenapa persetujuan pemanfaatan lahan ini hingga kini belum jelas atau belum keluar.
Dia berharap hal ini bisa segera mendapat respon pemerintah, sehingga dengan adanya TPS3R sampah yang ada bisa dikelola di sana dan tidak di bawa ke TPA.
Terlebih Kuta sebagai daerah pariwisata tentu penanganan sampah ini harus menjadi perhatian semua komponen. “Kalau ini bisa dibangun kan nantinya bisa dikelola bersama antara Kuta dan Tuban, karena letaknya di pervagassi. Apakah nantinya pemerintah yang membangun terus diserahkan ke desa adat,” ungkapnya.
Dia mencontogkan pengolahan sampah yang ada di Kesiman Kertalangu yang sudah dikelola secara profesional, sehingga tidak meninbulkan bau busuk. “Jadi, pemerintah tinggal melakukan pengawasan. Kalau dikelola secara profesional pasti tidak menimbulkan bau tak sedap,” ujarnya. (113)